Menit 03:15 - 05:40
“Ini adalah kawin Mut’ah yang harus memiliki jangka
waktu tertentu, mau berapa lama untuk jangka waktunya?” Tanya Pendeta Syiah
Rafidhah.
Laki-Laki Pemut’ah menjawab, “Untuk selama Enam bulan.”
Pendeta Syiah Rafidhah bertanya, “Berapa besar nilai maharnya?”
Laki-Laki Pemut’ah berkata, “Dia (Wanita Syiah Pemut’ah)
yang harus memutuskannya.”
“Terserah.” Kata
Wanita Pemut’ah.
Laki-Laki Pemut’ah tersebut kembali berkata, “Engkau (Wanita
Syiah Pemut’ah) yang harus mengucapkannya, bukan aku.”
“Aku tidak akan meminta apa-apa.” Jawab Wanita Pemut’ah.
“Itulah yang orang lakukan (jika ingin Mut’ah).” Timpal
Laki-Laki Pemut’ah.
Wanita Pemut’ah berkata, “Apa?”
Kemudian Laki-Laki Pemut’ah tersebut mengaskan kembali,
“Engkau (Wanita Syiah Pemut’ah) yang harus menyatakan nilai maharnya.”
Pendeta Syiah Rafidhah menjelaskan, “Engkau (Wanita
Syiah Pemut’ah) akan kawin Mut’ah untuk periode enam bulan, dan engkau (Wanita
Syiah Pemut’ah) harus setuju pada harga yang akan menjadi maharmu. Misalnya senilai
600.000, 700.000, atau satu juta.”
Teman Laki-Laki Pemut’ah pun ikut berbicara, “Atau sebuah
bunga saja.”
Pendeta Syiah Rafidhah mempertegas kembali, “Saya harus
menuliskan harga maharnya di sini.”
“Iya sebuah bunga saja.” Jawab Wanita Pemut’ah.
“Tidak, engkau harus memberikan nilai untuk sebuah bunga.”
Pertegas Pendeta Syiah Rafidhah.
Kemudian Laki-Laki Pemut’ah itu pun berkata, “Terserah
apa saja yang anda katakan wahai Tuan. Kami tidak ingin tawar-menawar di sini.
Pendeta Syiah Rafidhah berkata, “Baiklah, aku akan menulis
nilai maharnya di sini.”
Teman Laki-Laki Pemut’ah tersebut bertanya, “Haruskah
mereka memperbaharui kawin Mut’ah mereka, ketika enam bulan telah berakhir?”
“Jika mereka tidak melakukannya, maka mereka akan melakukan
dosa.” Jawab Pendeta Syiah Rafidhah.
Teman Laki-Laki Pemut’ah tersebut kembali bertanya, “Jadi
mereka harus memperbaharuinya sebelum enam bulan?”
Pendeta Syiah Rafidhah menjawabnya, “Beberapa hari
sebelum dilakukannya perbaharuan kawin Mut’ah tersebut.”
“Berapa lama periode kawin Mut’ah yang terpendek?”
Tanya seseorang.
Dijawab oleh Pendeta Syiah Rafidhah, “Minimum bisa satu
jam atau kurang, Satu jam, mungkin juga setengah jam. Selama periode ini (satu
jam atau kurang) mereka dapat memiliki hubungan sah (hubungan intim suami istri
kawin Mut’ah), hal tersebut tidaklah bermasalah.
“Dan periode maksimalnya berapa?” Tanya kembali oleh
Seseorang.
Dijawab oleh Pendeta Syiah Rafidhah, “Tentu saja, (kontrak)
selama 99 tahun kawin Mut’ah adalah sangat mungkin (untuk dilakukan). Bisa saja
(kontrak) selama 100 tahun, atau 60 tahun atau juga 40 tahun. hal tersebut
tidaklah bermasalah.
Pendeta Syiah Rafidhah bertanya kepada pasangan Mut’ah
tersebut, “Ny.Fereshteh Sanati dan Tuan Mohammad Ostadnazar. Dapatkah saya
mengucapkan kepada kalian sebagai (pasangan Mut’ah) suami istri?
“Ya.” Jawab Wanita Pemut’ah.
“Dan bagaimana dengan anda (Laki-Laki Pemut’ah)?” Tanya
Pendeta Syiah Rafidhah.
“Ya, setuju.” Jawab Laki-Laki Pemut’ah.
Pendeta Syiah Rafidhah mendeklarasikan pasangan Mut’ah
tersebut sebagai suami istri Mut’ah, “Saya menyatakan kepada kalian, Fereshteh
dan Mohammad, untuk kawin Mut’ah dalam jangka waktu tertentu dengan sejumlah mahar.
Teman Laki-Laki Pemut’ah menyambutnya dengan berkata, “Saya
berharap pernikahan kalian berlangsung untuk selama 500 tahun.”
Menit 06:20 - 07:15
“Bagaimana kabarmu (Wanita Pemut’ah)?” Tanya teman Laki-Laki
Pemut’ah.
“Baik.” Jawab Wanita Pemut’ah.
Wanita Pemut’ah menceritakan, “Ketika kami melakukan
hubungan seks, aku merasa dia benar-benar takut menularkan virus (HIV-AIDS)
kepadaku. Meskipun ia telah mengambil semua tindakan pencegahan, aku masih
merasa bahwa dia benar-benar takut untuk melakukannya. Aku berkata kepadanya, ‘Dengar,
aku telah menerima masalah ini, jadi mengapa engkau tidak bisa menerima dirimu
sendiri.’”
Teman Laki-Laki Pemut’ah berkata, “Aku akan berbicara
dengannya mengenai masalah ini. Tapi hanya sebagai informasi buat engkau, aku dapat
meyakinkan engkau bahwa jika engkau menggunakan kondom maka tidak ada yang
perlu dikhawatirkan. Dan jika kondom tersebut bocor, katakan saja padaku. Apakah
engkau menikmati seks bersamanya?
“Sangat menikmati.” Jawab Wanita Pemut’ah.
“Apakah dia (Laki-Laki Pemut’ah) telah memuaskan engkau?”
“Ya , saya sangat senang dengannya.” Jawab Wanita Pemut’ah.
[http://www.youtube.com/watch?v=dPc8wqJKoNk]