Tragedi di Suriah telah memedihkan hati setiap Muslim,
dikarenakan Saudara-Saudara Muslimnya telah dizhalimi dengan dibunuh, diculik,
disiksa, diperkosa, dibakar dan dikubur hidup-hidup.
Sebagian Manusia yang tidak mengetahui kronologis awal
tragedi Suriah tersebut hanya bisa membeo mengikuti berita-berita propaganda
Syiah Rafidhah tanpa mau melihat akar permasalahan tersebut.
Oleh karena itu, Tanya Syiah akan menghadirkan
Kronologis Awal Tragedi Suriah dengan referensi Koran Republika sebagai sumber,
dikarenakan Koran Republika merupakan media Islami yang dianggap Kredibel dan
mempunyai tingkat Validitas yang cukup tinggi di mata para simpatisan Syiah
Rafidhah di Indonesia.
Pesan AS untuk Suriah Saat Menghadapi Demonstran
Kamis, 17 Maret 2011, 11:22 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, WASHNGTON - Amerika Serikat (AS) telah minta
pada Suriah untuk melakukan pengendalian diri dan untuk tidak
melakukan kekerasan menyusul laporan-laporan Rabu (16/3) bahwa
sejumlah demonstran telah dilukai oleh polisi-polisi yang berpakaian
preman di Damaskus. "Kami prihatin dengan laporan hari ini mengenai pemrotes-pemrotes
yang terluka dan ditahan di Suriah dan kami minta pada pemerintah Suriah
untuk melakukan pengekangan diri dan untuk tidak melakukan kekerasan,"
kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Mark Toner.
Lebih dari 20 demonstran telah ditangkap di ibu kota Damaskus pada
hari kedua demonstrasi yang jarang terjadi karena dilarang menurut
undang-undang darurat Suriah yang telah diberlakukan sejak 1963. Puluhan
keluarga para tawanan politik berdemonstrasi untuk meminta pembebasan mereka
Rabu, sehari setelah sekitar 200 orang turun ke jalan untuk meminta keleluasaan
dan kebebasan politik.
"Bebaskan tawanan," para demonstran bernyanyi di
Lapangan Marjeh di Damaskus pusat ketika beberapa aktivis hak asasi manusia
bergabung dengan mereka, kata wartawan AFP dan beberapa saksi.
Polisi dan agen-agen keamanan dalam pakaian
sipil telah menjaring pengunjuk rasa, dan empat demonstran muda ditangkap
dan dibawa dengan cepat dengan mobil, kata sumber-sumber itu. Amnesty
International mengatakan agen-agen keamanan berpakaian biasa telah memukuli
beberapa demonstran dan menangkap sedikitnya 30 orang. Wanita,
anak-anak dan orang tua termasuk di antara mereka yang dipukul,
menurut Amnesty.
[http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/11/03/17/170179-pesan-as-untuk-suriah-saat-menghadapi-demonstran]
Demo Rusuh di Suria, Bakar Gedung Pengadilan dan
Perkantoran
Senin,
21 Maret 2011, 11:31 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,
DARAA-- Ratusan demonstran membakar gedung pengadilan, beberapa bangunan
lainnya, dan mobil di kota Daraa di Suriah
selatan, Ahad, dalam sebuah aksi demonstrasi yang panas. Kekerasan itu
terjadi setelah sedikitnya satu orang tewas dan lebih dari 100 orang
terluka, termasuk dua orang dalam keadaan kritis, ketika
pasukan keamanan menggunakan rentetan peluru tajam terhadap ribuan
demonstran pada hari ketiga langsung demonstrasi di kota tersebut, kata
beberapa aktivis hak asasi manusia.
Para
demonstran di Daraa, menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia, menuntut
diakhirinya 48 tahun undang-undang darurat, pembebasan para tawanan politik dan
kebebasan yang lebih besar. Empat orang yang tewas dalam
demonstrasi Jumat, menurut kelompok HAM, adalah Akram al-Jawabra, Hossam
Abdulwali Ayash, Ayham al-Harri dan seorang anggota keluarga Abu
Aoun.
Wartawan
di Daraa menuturkan para demonstran juga telah membakar kantor penyedia telpon
genggam MTN dan Syriatel serta berupaya untuk berunjuk rasa di rumah gubernur
kota itu. Tapi pasukan keamanan telah menggunakan tembakan peringatan dan gas
air mata untuk menghentikan mereka.
Sementara
ratusan demonstran berangkat dari sebuah kota tua di kota itu dan mulai
membakar bangunan, mobil dan gedung pengadilan,
meskipun ada upaya oleh pasukan keamanan untuk membubarkan mereka. Tidak dapat
berunjuk rasa di rumah gubenur, sekelompok demonstran membakat pohon di luar
tempat kediaman itu, kata beberapa saksi.
Daraa,
100 kilometer di selatan ibukota Suriah, Damaskus, telah menjadi tempat
demonstrasi hebat dan jarang terjadi sejak Jumat. Diilhami oleh demonstasi
rakyat untuk pembaruan dan demokrasi di Tunisia dan Mesir, seruan untuk
demonstrasi di Suriah telah dilancarkan di halaman-halaman Facebook.
Demonstrasi
mendadak telah meletus sejak Selasa ketika keluarga para tawanan politik
mengadakan unjuk rasa di dekat kementerian dalam negeri di Damaskus tengah
untuk meminta pembebasan mereka.
[http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/11/03/21/171087-demo-rusuh-di-suria-bakar-gedung-pengadilan-dan-perkantoran]
Liput
Aksi Protes, Stasiun Televisi Arab Diancam
Selasa, 22 Maret 2011, 11:25 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,DUBAI-Stasiun
televisi yang bermarkas di Dubai, Orient TV, mengaku menerima
ancaman dari pembesar di Suriah karena pemberitaan soal aksi
protes di negara tersebut.
Pemilik
televisi Orient yang berdomisili di Suriah, Ghassan Abboud, mengatakan
telah menerima panggilan telepon dari seorang pejabat keamanan senior
Suriah yang mengancam para karyawannya agar meninggalkan pekerjaan
di saluran televisi yang bermarkas di Dubai tersebut, atau keluarga mereka
akan menghadapi tuntutan dan penculikan. Ancaman telepon ini
ditengarai akibat pemberitaan Orient yang meliput aksi protes massa di kota
Dara’a dan kota-kota Suriah lainnya.
Menurut
Abboud, setelah menerima panggilan telepon, ia kemudian memberitahukan kepada
para pegawainya. Akibatnya tiga orang karyawan Orient langsung mengajukan
pengunduran diri. Kecemasan dan ketegangan melanda stasiun televisi yang
bermarkas di Dubai tersebut. Untuk sementara Orient TV menghentikan tayangan
aksi unjuk rasa hingga semangat para karyawan kembali seperti semula.
Abboud
menjelaskan, dirinya menerima ancaman setelah melakukan wawancara dengan
kelompok oposisi di Suriah, sebagai bagian dari komitmen untuk memberikan
pandangan yang berbeda dengan apa yang disiarkan oleh media-media lainnya.
Orient TV adalah kanal khusus yang disiarkan dari Dubai dan meraih sukses besar
di Suriah. Orient termasuk dalam kategori 10 saluran televisi Arab
terbaik.
Namun
Abboud menolak untuk membocorkan nama-nama pejabat yang mengancamnya lewat
telepon. “Mereka lebih tinggi kedudukannya dari Assef Shawkat, tetapi mereka
bukan Asef Shawkat," kata Abboud. Mayor Jenderal Assef Shawkat adalah
suami dari adik Presiden Suriah Bashar al-Assad dan salah seorang tokoh paling
penting di militer Suriah.
Abboud
juga membantah telah menerima tekanan dari pihak berwenang UAE yang
menghalanginya untuk menyiarkan segala peristiwa yang terjadi di Suriah.
[http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/11/03/22/171379-liput-aksi-protes-stasiun-televisi-arab-diancam]
Pasukan Keamanan Suriah Serbu Demonstran di Luar
Masjid, 4 Tewas
Rabu,
23 Maret 2011, 21:41 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,DERAA-Sekurangnya
enam orang tewas setelah pasukan keamanan menembaki para demonstran di
luar sebuah masjid di kota Deraa, Suriah, Rabu.
Ratusan
demontran
berkumpul di jalan di luar masjid Omari guna mencegah pasukan keamanan
menyerbu masjid tersebut. Masjid Omari selama ini menjadi pusat demonstrasi
antipemerintah. Setidaknya sepuluh orang tewas sejak pecahnya aksi protes
di sini.
Pemerintah
menyalahkan sebuah kelompok bersenjata atas pecahnya bentrokan pada Rabu, dan
mengatakan senjata tersimpan di dalam masjid.
Pada
Selasa, setelah empat hari bentrokan, Deraa dalam kondisi relatif tenang.
Ratusan orang berkumpul di sekitar masjid Omari di kawasan kota tua. Pada sore
hari, sejumlah demonstran mulai mendirikan tenda di luar masjid, dan mengatakan
akan tetap bertahan hingga tuntutan dipenuhi, yakni kebebasan politik yang
lebih luas dan diakhirinya korupsi.
Namun,
tak lama selepas tengah malam, aliran listrik dan telepon
di kawasan tersebut diputus. Saksi mata mengatakan polisi kemudian
menembakkan gas air mata dan peluru tajam kepada massa demontran
di luar masjid.
Reuters
melaporkan, Ali Ghassab al-Mahamid, seorang dokter yang menolong
para korban kekerasan, terbunuh dalam peristiwa ini. Seorang
saksi mata lainnya mengatakan ia ditembak mati oleh sniper.
Seorang
aktivis mengatakan kawasan tersebut dalam kondisi gelap gulita. “Sulit untuk
mengetahui apa yang sebenarnya terjadi,” katanya.
Sementara
itu, pemerintah menyalahkan kelompok bersenjata, yang dikatakan menyerang tim
medis dalam sebuah ambulan, membunuh seorang dokter, seorang petugas paramedis,
dan supir. Televisi pemerintah melaporkan seorang petugas keamana juga tewas
dalam peristiwa itu.
Televisi
pemerintah kemudian menyiarkan gambar senjata yang diklaim disimpan di dalam
masjid.
Pemerintah
baru-baru ini menuduh para demonsran merupakan agen Israel dan para penyusup.
Demonstrasi
di Deraa dipandang pemerintah sebagai ancaman serius, meski para demonstran tak
menuntut mundur Presiden Bashar al-Assad yang menggantikan ayahnya 11 tahun
lalu. Pemerintah telah memecat Gubernur wilayah Deraa, Faisal Kalthoum, yang
merupakan salah satu tuntutan demonstran.
[http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/11/03/23/171882-pasukan-keamanan-suriah-serbu-demonstran-di-luar-masjid-4-tewas]
Enam Pemrotes Tewas di Tangan Pasukan Suriah
Rabu,
23 Maret 2011, 12:47 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Pasukan Suriah menewaskan sedikitnya
enam orang, Rabu (23/3) dalam serangan terhadap satu kompleks masjid
di kota selatan Deraa, lokasi protes-protes menentang pemerintah Baath yang
dipimpin Presiden Bashar al Assad, kata penduduk. Mereka yang tewas itu
termasuk Ali Ghassab al Mahamid, seorang dokter dari keluarga
terkemuka Deraa yang pergi ke masjid Omari di bagian kota tua Deraa,
yang terjadi persis setelah tengah malam, kata penduduk yang menolak menyebut
namanya.
Sebelum serangan itu listrik dimatikan di
daerah itu dan layanan telpon dihentikan. Teriakan 'Allahu
Akbar' terdengar di seluruh lokasi permukiman di Deraa ketika tembakan
itu dimulai. Tidak segera jelas apakah para pemerotes memiliki senjata.
Serangan itu menambah jumlah warga sipil yang tewas
menjadi 10 orang akibat serangan pasukan Suriah dalam enam hari unjuk rasa
yang menuntut kebebasan politik dan pemberantasan korupsi di negara yang
berpenduduk 20 juta jiwa itu. Partai Baath yang berkuasa melarang oposisi dan
memberlakukan undang-undang darurat sejak tahun 1963.
Tidak diperoleh segera komentar dari pemerintah Bashar, yang
menghadapi tantangan terbesar terhadap pemerintahnya sejak menggantikan ayahnya
Hafez al Assad tahun 2000. Gelombang kerusuhan di negara-negara Arab telah
menggulingkan para pemimpin di Tunisia dan Mesir. Dokter Mohamid ditembak
oleh seorang penembak jitu.
Jaringan telepon putus tetapi kami dapat menghubungi penduduk
dekat masjid itu melalui jaringan telepon seluler Jordania," kata seorang
penduduk. Deraa terletak di perbatasan dengan Jordania. Seorang aktivis
politik, yang juga menolak menyebutkan namanya mengatakan "Kota tua itu
gelap gulita dan masih sulit untuk mengetahui secara jelas apa yang
terjadi." Serangan itu terjadi sehari setelah Kantor Hak Asasi
Manusia PBB mengatakan pihak berwenang "harus menghentikan segera penggunaan
kekuatan militer yang berlebihan terhadap para pemrotes damai,
terutama penggunaan peluru tajam.
Para pemrotes, yang memasang tenda-tenda di kompleks masjid
itu sebelumnya mengatakan mereka akan tetap di lokasi itu sampai
tuntutan-tuntutan mereka dipenuhi. Imam masjid itu, Ahmad Siasneh mengemukakan
kepada stasiun televisi Arabiya, Selasa bahwa protes di masjid itu berlangsung
damai.
Para pemrotes juga berkumpul di kota terdekat Nawa. Pada
Selasa, Wakil Presiden Farouq al Shara mengatakan Bashar berjanji akan
"melanjutkan reformasi dan modernisasi di Suriah," kata stasiun
televisi Al Manar.
Tuntutan utama para pemrotes adalah diakhirinya apa yang
mereka sebut penindasan oleh polisi rahasia provinsi Deraa yang dipimpin
saudara sepupu Bashar. Pihak berwenang menahan seorang aktivis terkemuka yang
mendukung para pemrotes, kata Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah.
Organisasi itu mengatakan Loay Hussein, seorang tahanan
politik dari tahun 1984 sampai 1991, diciduk dari rumahnya dekat Damaskus.
Suriah berada dalam undang-undang darurat sejak Partai Baath berkuasa tahun
1963, melarang oposisi dan menyebabkan kemunduran ekonmi dalam puluhan tahun
yang ditandai dengan nasionalisasi.
Bashar mencabut beberapa larangan pada perusahaan-perusahaan
swasta tetapi mengabaikan tuntutan-tuntutan untuk mencabut
undang-undang darurat, membebaskan tahanan politik, membangun
norma hukum, mengizinkan kebebasan menyatakan pendapat dan mengungkapkan
nasib puluhan ribu orang pembangkang yang hilang pada tahun 1980-an.
Ia keluar dari pengucilan Barat dalam empat tahun belakangan
ini menyangkut perang Suriah di Lebanon dan Irak dan mendukung
kelompok-kelompok garis keras Palestina. Bashar memperkuat hubungan Suriah
dengan Iran sementara ia berusaha memperbaiki hubungan dengan Amerika
Serikat dan melakukan upaya perdamaian dengan Israel untuk merebut
kembali Dataran Tinggi Golan yang direbut Israel dalam Perang Timur Tengah
tahun 1967.
[http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/11/03/23/171698-enam-pemrotes-tewas-di-tangan-pasukan-suriah]
Memanasnya Perang Online di Suriah
Rabu,
23 Maret 2011, 12:02 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,DUBAI
– Aktivis online di Suriah mencemooh sikap
pemerintah yang mencap demonstran anti-rezim sebagai "penyusup" atau
"penyabot". Dan, mereka mengaku siap siaga menghadapi tipu daya
pemerintah yang melacak para aktivis melalui penciptaan situs-situs palsu untuk
mengambil IP address dan menangkap mereka.
Seorang
pengamat Suriah, yang enggan disebutkan namanya karena alasan keamanan,
mengatakan kepada Al-Arabiya bahwa pemerintah menggunakan cookie dan membuat link internet palsu untuk melacak alamat
individu-individu yang online.
"Kadang-kadang
mereka (pemerintah) bergabung dengan kelompok online dan pura-pura menjadi
aktivis anti-rezim hanya untuk mengumpulkan lebih banyak nama dan melacak
lebih banyak orang," kata sang pengamat, Selasa (22/3).
Para
aktivis memperingatkan tentang adanya upaya pemerintah yang bertujuan
mengerdilkan kemurnian gerakan mereka. Aktivis mengklaim bahwa tayangan video
yang disiarkan pemerintah, yang menunjukkan sejumlah pengunjuk rasa
damai—termasuk seorang wanita berjilbab—yang diserang oleh polisi berpakaian
biasa, telah direkam sebelumnya.
Para
aktivis menuding pemerintah berusaha menayangkan video tersebut untuk
menunjukkan kegiatan mereka yang penuh kebohongan. "Seperti drama teater,
beberapa ekor anjing rezim pemerintah berkeliaran di jalanan," kata
seorang aktivis di Youtube.
[http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/11/03/23/171688-memanasnya-perang-online-di-suriah]
Empat Demonstran Suriah Tewas Tertembak Peluru
Rabu,
23 Maret 2011, 09:48 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS - Sedikitnya empat orang tewas
setelah pasukan keamanan menembak para demonstran yang berkumpul di
depan Masjid di Kota Deraa Suriah. Aktivis HAM mengatakan ratusan orang
berkumpul di jalanan di luar Masjid Omari untuk mencegah serangan
tentara. Aliran listrik dimatikan.
Masjid itu menjadi tempat berkumpul para demonstran
anti-pemerintah yang dilakukan sejak Jumat (19/3) lalu. Jumlah korban tewas
setidaknya mencapai 10 orang dalam peristiwa serangan pasukan tentara.
Komisioner HAM PBB, Navi Pillay, mendesak pemerintah
Suriah untuk melakukan investigasi yang transparan atas peristiwa
kekerasan itu. "Kami sangat peduli dengan tewasnya para pemrotes
di Suriah dan mengulangi pernyataan agar tidak menurunkan pasukan
dalam jumlah besar untuk menghadapi demonstrasi damai, apalagi menggunakan
amunisi (peluru) tajam," katanya. "Masyarakat
memiliki hak yang sah untuk mengekspresikan keluhan dan permintaan kepada
pemerintah. Kami mendesak Pemerintah Suriah melakukan dialog dengan para
pemrotes."
Sementara itu, Uni Eropa sangat mengutuk kekerasan yang
terjadi di Suriah. Laporan menyebutkan Gubernur wilayah Deraa, Faisal Kalthoum,
telah dipecat sesuai dengan salah satu permintaan para demonstran.
Otoritas Suriah juga membebaskan 15 anak-anak
yang ditahan karena menulis grafiti tentang pro-demokrasi yang
mengundang orang-orang untuk berkumpul di Masjid Omari setelah sholat Jumat
untuk meminta kemerdekaan politik. Meski demonstrasi yang terjadi di Suriah ini
tidak meminta Presiden Assad mundur, tetapi kerusuhan ini merupakan tantangan
serius bagi pemerintahannya yang telah berjalan selama 11 tahun.
[http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/11/03/23/171648-empat-demonstran-suriah-tewas-tertembak-peluru]
Paris Serukan Damaskus Kurangi Kekuatan Militer
Kamis,
24 Maret 2011, 20:16 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Tiga orang tewas pada Rabu Sore
(23/3), termasuk bocah perempuan berusia 11 tahun, ketika terjadi
bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan di Suriah. Jumlah korban
tewas akibat protes massa sejak Jumat pekan lalu menjadi 15 orang. Sementara
ratusan lainnya luka-luka, dan sebagian dalam kondisi kritis.
Situs berita Al-Arabiya melaporkan, warga Damaskus keluar
ke jalan dan meneriakkan slogan-slogan dukungan terhadap saudara mereka
di kota Dara’a. Sejumlah saksi mata mengatakan warga-warga desa juga turun
ke ibukota dalam rangka mendukung unjuk rasa yang menentang Presiden Suriah,
Bashar al-Asad.
Dalam perkembangan lain, Bashar al-Assad mengeluarkan dekrit
pemecatan Ahmed Faisal Kalthoum dari jabatannya sebagai gubernur Dara’a, akibat
pecahnya kerusuhan Jumat lalu.
Sementara itu, Perancis meminta Suriah agar menahan
diri dari penggunaan kekuatan berlebihan terhadap demonstran,
terutama sejak tewasnya enam warga oleh serangan pasukan keamanan
Suriah di Dara’a.
Saat ini suasana di kota Dara’a tegang dan lengang. Warga
enggan keluar rumah dan kebanyakan toko tutup. Hanya aparat keamanan yang
terlihat lalu-lalang di beberapa sudut kota.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/24/likcuy-paris-serukan-damaskus-kurangi-kekuatan-militer]
Demo Suriah Diwarnai Serangan Tentara ke Masjid
Kamis,
24 Maret 2011, 15:16 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Aksi demonstrasi di kota Dara’a,
Suriah, Rabu (23/3) berbuah petaka. Sedikitnya 15 orang tewas, termasuk
dokter, ketika pasukan keamanan Suriah melancarkan serangan menjelang fajar di
Masjid Umari.
Para saksi mengatakan, puluhan orang tewas dan terluka,
dan ratusan lainnya ditangkap. “Pasukan keamanan Suriah menyerbu kota
Dara’a dan mulai menembakkan senjata kecil dan senapan mesin
ketika saya tiba di Masjid Umari. Mereka menggunakan penutup mata ketika
melakukan serangan di gelapnya malam,” tutur saksi tersebut.
Saksi lain menuturkan, pasukan keamanan juga mengevakuasi
jenazah warga maupun korban yang terluka dari halaman Masjid Umari. Pihak
berwenang menuduh ‘gerombolan bersenjata’ yang terlibat dalam serangan
tersebut.
Washington mengutuk kekerasan terhadap demonstran di Suriah, sebagaimana
dikatakan Kementerian Luar Negeri AS. Sekretaris-Jenderal PBB Ban Ki-moon, juga
menyerukan penyelidikan mendalam untuk menahan mereka yang bertanggung jawab
secara hukum. Presiden Suriah juga disarankan untuk melakukan reformasi
politik.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/24/lijyz9-serangan-tentara-ke-masjid-warnai-demo-suriah]
Suriah Terus Tangkapi Demonstran
Kamis,
24 Maret 2011, 14:13 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS
- Pengadilan Suriah memutuskan membebaskan enam orang tahanan —termasuk
wanita— dari 32 tahanan yang ditangkap karena melakukan protes pada Rabu
(23/3). Para tahanan ini melakukan protes dengan duduk-duduk di depan kantor
Kementerian Dalam Negeri.
Mereka
yang dibebaskan adalah Leila Labwani, Saba Hasan, Ruba Labwani, Nasreen
Khalid Hassan, Wafa Al-Hami dan Sirin Khoury. Namun, seperti dikutip situs Al-Sharq Al-Awsat, pembebasan ini tidaklah
gratis. Pihak pengacara harus memberikan uang jaminan sebesar 5.000 pound
Suriah (Rp 872 ribu) per kepala.
Sebelumnya,
enam orang tahanan yang dibebaskan ini berkumpul di depan gedung Departemen
Dalam Negeri bersama puluhan warga lain untuk memprotes pemerintah. Mereka
menyampaikan pesan dan memohon pihak berwenang agar membebaskan anak-anak
mereka yang ditangkap ketika terjadi unjuk rasa pada 16 Maret lalu. Pasukan
keamanan kemudian membubarkan aksi tersebut dan menangkap mereka.
Meskipun
Suriah telah membebaskan keenam orang tersebut, organisasi-organisasi hak asasi
manusia (HAM) di Suriah tetap mengecam pemerintah Suriah karena terus melakukan
penangkapan secara sewenang-wenang. “Mereka melakukan unjuk rasa dengan damai,
tapi pemerintah menangkap dan menahan mereka,” kecam salah satu
kelompok HAM. “Hingga kini pemerintah juga terus menahan sejumlah warga
dari berbagai kota di Suriah. Sebagian besar tahanan berusia antara 17
tahun dan 25 tahun.”
Kelompok-kelompok
pembela HAM ini juga prihatin dengan perkembangan yang terjadi di Suriah,
apalagi dengan pemberlakuan keadaan darurat. “Penggunaan keadaan darurat tidak
seperti yang diklaim pihak berwenang. Keadaan menjadi darurat karena negara
yang memberlakukan aturan tersebut,” demikian pernyataan kelompok ini.
Mereka
juga menuntut pemerintah Suriah segera melakukan reformasi politik dan
mengakhiri korupsi di lembaga-lembaga pemerintahan.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/24/lijw3b-suriah-terus-tangkapi-demonstran]
Astagfirullah.. Tentara Suriah Tembaki Demonstran
Hingga Dalam Masjid
Kamis,
24 Maret 2011, 13:45 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS
– Aksi demonstrasi di kota Dara’a, Suriah, Kamis (24/3) berbuah
petaka. Sedikitnya 15 orang tewas, termasuk dokter, ketika pasukan
keamanan Suriah melancarkan serangan menjelang fajar di Masjid Umari.
Para
saksi mengatakan bahwa puluhan orang tewas dan terluka. Ratusan
lainnya ditangkap.
“Pasukan
keamanan Suriah menyerbu kota Dara’a dan mulai menembakkan senjata kecil
dan senapan mesin ketika aku tiba di Masjid Umari. Mereka
menggunakan penutup mata ketika melakukan serangan di gelapnya malam,” tutur
saksi tersebut seperti dikutip situs Al-Sharq Al-Awsat.
Saksi
lain menuturkan, pasukan keamanan juga mengevakuasi jenazah warga maupun korban
yang terluka dari halaman Masjid Umari. Pihak berwenang menuduh ‘gerombolan
bersenjata’ yang terlibat dalam serangan tersebut.
Washington
mengutuk kekerasan terhadap demonstran di Suriah, sebagaimana dikatakan
Kementerian Luar Negeri AS. Sekretaris-Jenderal PBB, Ban Ki-moon, juga
menyerukan penyelidikan mendalam untuk menahan mereka yang bertanggung jawab
secara hukum. Presiden Suriah juga disarankan untuk melakukan reformasi
politik.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/24/lijusm-astagfirullah-tentara-suriah-tembaki-demonstran-hingga-dalam-masjid]
Suriah Rusuh, Seorang Gadis Cilik Tewas
Kamis,
24 Maret 2011, 12:27 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,DUBAI - Tiga orang tewas, termasuk bocah
perempuan berusia 11 tahun, ketika terjadi bentrokan antara
demonstran dan aparat keamanan di Suriah pada Rabu (23/3) sore. Jumlah korban
tewas akibat protes massa sejak Jumat pekan lalu menjadi 15 orang.
Sementara, ratusan lainnya luka-luka dan sebagian dalam kondisi kritis.
Situs berita Al-Arabiya melaporkan, warga Damaskus keluar ke
jalan dan meneriakkan slogan-slogan dukungan terhadap saudara mereka di kota
Dara’a. Sejumlah saksi mata mengatakan warga-warga desa juga turun ke ibukota
dalam rangka mendukung unjuk rasa yang menentang Presiden Suriah Bashar
al-Asad.
Dalam perkembangan lain, Bashar al-Assad mengeluarkan dekrit
pemecatan Ahmed Faisal Kalthoum dari jabatannya sebagai gubernur Dara’a.
Pemecatan tersebut sebagai akibat pecahnya kerusuhan Jumat lalu.
Sementara itu, Prancis meminta Suriah agar menahan diri dari
penggunaan kekuatan berlebihan terhadap demonstran. Terutama sejak tewasnya
enam warga oleh serangan pasukan keamanan Suriah di Dara’a.
Saat ini suasana di kota Dara’a tegang dan lengang. Warga
enggan keluar rumah dan kebanyakan toko tutup. Hanya aparat keamanan yang
terlihat lalu-lalang di beberapa sudut kota.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/24/lijr5r-suriah-rusuh-seorang-gadis-cilik-tewas]
Sekjen PBB Serukan Investigasi atas Kekerasan di
Suriah
Kamis,
24 Maret 2011, 07:59 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Sekretaris Jenderal Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon berharap investigasi dilakukan terhadap
kekerasan di Suriah, menyusul laporan yang menyebutkan tewasnya sejumlah
pengunjuk rasa Suriah penentang pemerintah.
"Investigasi yang transparan harus
dilakukan terhadap kasus pembunuhan itu dan para pelaku harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya," kata Ban seperti
dikutip juru bicaranya Martin Nesirky di Markas Besar PBB, New York, Rabu.
Laporan-laporan media mengungkapkan setidaknya sudah enam
orang tewas dan sejumlah warga lainnya luka-luka setelah pasukan
keamanan melancarkan tembakan ke arah para pengunjuk rasa di luar Masjid
Omari di Daraa, kota di Suriah bagian selatan.
Sekjen, ujar Nesirky, menegaskan imbauannya
agar pihak berwenang Suriah menahan diri untuk tidak melakukan
kekerasan dan meminta pihak berwenang untuk mematuhi komitmen
internasional menyangkut hak asasi manusia, termasuk hak warganya untuk
berserikat secara damai.
Kecaman juga dilontarkan Pemerintah Amerika Serikat melalui
Departemen Luar Negeri dari Washington, DC. AS menyatakan sangat
prihatin atas terjadinya kekerasan serta tewasnya sejumlah warga sipil oleh
pasukan keamanan di Daraa. "Kami prihatin terhadap penggunaan kekerasan,
intimidasi serta penahanan sewenang-wenang oleh Pemerintah Suriah dalam
merintangi rakyatnya untuk menjalankan hak-hak universal mereka secara
bebas," kata juru bicara Deplu-AS, Mark C Toner.
"Kami mengimbau Pemerintah Surian untuk menahan
diri agar melakukan kekerasan terhadap para pengunjuk rasa damai,"
tambah Mark Toner. Suriah saat ini menjadi salah satu negara di wilayah Afrika
Utara dan Timur Tengah yang sedang menghadapi pemberontakan warganya yang
menuntut kebebasan dan reformasi demokratis.
Gelombang protes dimulai di Tunisia pada Januari
lalu, yang akhirnya berhasil menggulingkan pemimpin yang telah berkuasa
sekian lama, Zine El Abidine Ben Ali.
Setelah itu, gelombang yang sama juga melanda Mesir
hingga memaksa Presiden Hosni Mubarak mundur dari jabatannya.
Gelombang unjuk rasa juga melanda Libya sejak Januari
lalu, mendesak Muamar Gaddafi untuk turun dari jabatannya sebagai pemimpin
Libya. Daraa, kota yang terletak sekitar 100 kilometer di
selatan ibu kota Suriah, Damaskus, sejak akhir pekan lalu menjadi
tempat demonstrasi hebat dan jarang terjadi di negara tersebut.
Media melaporkan, unjuk rasa di Suriah itu diilhami
oleh demonstrasi rakyat menuntut pembaruan dan demokrasi di Tunisia
serta Mesir. Demonstrasi meletus sejak Selasa (22/3) setelah keluarga para
tawanan politik mengadakan unjuk rasa di dekat kementerian dalam negeri di
Damaskus tengah untuk meminta pembebasan mereka.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/24/lijeqq-sekjen-pbb-serukan-investigasi-atas-kekerasan-di-suriah]
Oposisi Suriah di Pengasingan Desak Prancis Tekan
Presiden Bashar
Jumat,
25 Maret 2011, 19:47 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,PARIS--Para pemimpin oposisi Suriah di
pengasingan di Paris menyerukan penggulingan Presiden Bashar al Assad, dan
meminta Prancis tetap menekan pemimpin Suriah itu "menghentikan pembunuhan
orang-orang yang tidak bersalah." "Negara Suriah harus tetap bediri,
tetapi rezim itu harus jatuh," kata Anas Al Abdeh, pemimpin Gerakan untuk
Keadilan dan Pembangunan yang berpusat di London kepada wartawan, Kamis.
Dipihaknya ada dua pemimpin oposisi lainnya, Sarkis Sarkis
dari Gerakan Sosialis Arab, dan Abdulhamid Alatassi dari Partai Rakyat
Demokratik Suriah. "Eropa, dan Prancis khususnya Prancis memiliki tanggung
jawab untuk melakukan tekanan langsung dan keras terhadap rezim Suriah agar
menghentikan pembunuhan terhadap orang-orang yang tidak bersalah," kata Al
Abdeh, yang berbicara dalam bahasa Arab.
Uni Eropa dan Prancis harus segera melakukan pertemuan dengan
para duta besar Suriah untuk menyampaikan pesan ini kepada Bashar, tambahnya.
Beberapa hari sebelumnya sekitar 100 orang tewas dalam protes-protes di kota
Deraa.
Pada hari Kamis pemerintah Suriah mengumumkan pembebasan
semua aktivis yaang ditahan sejak protes-protes di jalan yang dimulai sebulan
lalu, dan mengatakan pihaknya mungkin mencabut undang-undang
darurat yang diberlakukan sejak tahun 1963. "Kezaliman yang dilakukan
rezim Suriah dalam puluhan tahun belakangan ini luar biasa," kata Alatassi
yang berbicara dalam bahasa Prancis.
Alatassi, yang meninggalkan Suriah tahun 1976, dan Al Abdeh
adalah para penandatangan "Deklarasi Damaskus" tahun 2006 yang
menyerukan sistem multi partai dan pencabutan keadaan darurat. Para aktivis di
Suriah berikrar Jumat akan melanjutkan unjuk-unjuk rasa menentang "ketidak
adilan dan penindasan" setelah sholat Jumat, menolak janji-janji reformasi
yang diumumkan pihak penguasa pada hari sebelumnya.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/25/lim67m-oposisi-suriah-di-pengasingan-desak-prancis-tekan-presiden-bashar]
Korban Tewas dalam Serangan di Dara'a Jadi 45 Orang
Jumat,
25 Maret 2011, 18:08 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,
DARA'A - Sekitar 20.000 orang turun ke jalan sambil meneriakkan yel-yel
yang menuntut kemerdekaan di kota Dara'a, Suriah, Jumat (25/3). Warga
Dara'a melakukan unjuk rasa di sela-sela pemakaman para korban yang
tewas akibat serangan pasukan keamanan di Masjid Umari sehari sebelumnya.
Imam
Masjid Umari Syekh Ahmad Sayasanah mengatakan, sebanyak 45 orang meninggal
dunia dan 60 lainnya luka-luka. "Mengantarkan jenazah para
korban yang meninggal dunia ini bagaikan mimpi buruk, dan hingga kini proses
pemakaman masih belum usai," kata Sayasanah sebagaimana dikutip koran
Al-Sharq Al-Awsat.
Menurut
sejumlah saksi mata, sebanyak 18 orang korban yang meninggal adalah
orang-orang ternama, di antaranya insinyur dan kontraktor
terkemuka di Dara'a, Horan Ashraf Al-Masri.
Sayasanah
menambahkan, ia telah berkunjung ke Damaskus untuk menemui kepala keamanan
setempat, meminta pembebasan warga yang ditahan. "Mulai saat ini warga
diharapkan meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati," ujarnya, merujuk
pada situasi keamanan yang kian mencekam.
Sementara
itu, para aktivis hak asasi manusia (HAM) dan sejumlah saksi mata
yang dikonfirmasi menyebut korban yang meninggal akibat serangan
brutal aparat keamanan Suriah tak kurang dari seratus orang. "Bahkan
mungkin lebih dari seratus orang yang tewas," kata Ayman
Al-Aswad, salah seorang aktivis.
Ia
menambahkan, dibutuhkan waktu hingga sepekan lamanya untuk mengubur para
korban. "Pembantaian di Dara'a mengingatkan kita tentang apa
yang terjadi di Zawiyah dan Misurata (Libya). Di mana rakyat
dibantai secara keji oleh rezim Qaddafi, setelah kedua kota itu
jatuh ke tangan pemberontak," tandasnya.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/25/lim1lq-korban-tewas-dalam-serangan-di-daraa-jadi-45-orang]
Bujuk Demonstran, Suriah Bakal Hapus Keadaan Darurat
Jumat,
25 Maret 2011, 09:28 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, DERAA - Sebuah komite dibentuk Presiden
Suriah Bashar al-Assad untuk mempelajari kemungkinan penghapusan keadaan
darurat di negara itu. Demikian disampaikan penasihat presiden Kamis
(24/3).
Komite tersebut juga harus mempelajari
bagaimana cara meningkatkan standar hidup rakyat Suriah. Disamping
itu, Assad juga berjanji akan merombak hukum untuk memberi kebebasan
kepada media dan ruang bagi lebih banyak partai politik, tambah
penasehat Assad.
Presiden juga menunjukkan komitmen untuk melakukan
penyelidikan terhadap kekerasan yang terjadi di Deraa. Di kota sebelah selatan
Suriah tersebut, beberapa hari terakhir terjadi bentrokan antara demonstran dan
pasukan keamanan yang menewaskan puluhan orang.
Menurut Assad, dia tidak memberi mandat untuk menggunakan
kekerasan terhadap para pendemo. Keadaan darurat pertama kali diberlakukan pada
1963. Dengan keputusan tersebut, membuat tentara atau polisi dapat campur
tangan ketika terjadi demonstrasi.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/25/lildjw-bujuk-demonstran-suriah-bakal-hapus-keadaan-darurat]
17 Tewas dalam Serangan Terhadap Demonstran di Suriah
Sabtu,
26 Maret 2011, 07:48 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS--Sebanyak 17 orang tewas
Jumat ketika massa demonstran yang bergerak menuju kota protes Daraa, Suriah,
diserang tembakan, kata seorang aktivis hak asasi manusia. "Tujuh-belas
pemrotes tewas dalam penembakan di desa Sanamen ketika
mereka bergerak menuju Daraa," sebuah kota suku 100 kilometer
sebelah selatan Damaskus, kata aktivis yang tidak bersedia disebutkan namanya
itu kepada AFP.
Laporan itu tidak bisa dikonfirmasi oleh sumber-sumber
independen atau rumah sakit di daerah tersebut. Aktivis yang berkantor di Daraa
itu mengatakan, pasukan keamanan Jumat juga menembaki pemrotes yang
berkumpul di kota itu di dekat rumah gubernur, yang dipecat sebelumnya
pekan ini.
Aktivis menuduh pasukan keamanan membunuh lebih dari 100
orang pada Rabu saja di kota itu, yang menjadi tempat tinggal sekitar
75.000 orang. Wartawan pada Jumat diminta meninggalkan Daraa, sebuah
kota suku dekat perbatasan Suriah-Yordania, tak lama setelah pemakaman dua orang
yang tewas dalam penembakan terhadap pemrotes pada pekan ini.
Sejumlah wartawan AFP melihat pasukan militer ditempatkan
di jalan-jalan yang menuju Daraa ketika para jurnalis itu dikawal
keluar dari kota tersebut. Suriah bulan ini mulai dilanda protes yang
belum pernah terjadi sebelumnya, yang menuntut reformasi besar-besaran
di negara yang dikuasai Partai Baath selama hampir 50 tahun
itu.
Aktivis pro-demokrasi di sejumlah negara Arab, termasuk
Suriah, terinspirasi oleh pemberontakan di Tunisia dan Mesir yang
berhasil menumbangkan pemerintah yang telah berkuasa puluhan tahun. Buntut dari
demonstrasi mematikan selama lebih dari dua pekan di Mesir, Presiden
Hosni Mubarak mengundurkan diri Jumat (11/2) setelah berkuasa 30
tahun dan menyerahkan kekuasaan kepada Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata,
sebuah badan yang mencakup sekitar 20 jendral yang sebagian besar tidak dikenal
umum sebelum pemberontakan yang menjatuhkan pemimpin Mesir itu.
Sampai pemilu dilaksanakan, dewan militer Mesir menjadi badan
eksekutif negara, yang mengawasi pemerintah sementara yang dipimpin perdana
menteri. Di Tunisia, demonstran juga menjatuhkan kekuasaan Presiden
Tunisia Zine El Abidine Ben Ali pada Januari.
Ben Ali meninggalkan negaranya pertengahan Januari setelah
berkuasa 23 tahun di tengah tuntutan yang meningkat agar ia mengundurkan diri
meski ia telah menyatakan tidak akan mengupayakan perpanjangan masa jabatan
setelah 2014. Ia dikabarkan berada di Arab Saudi. Ia dan istrinya serta
anggota-anggota lain keluarganya kini menjadi buronan dan Tunisia telah meminta
bantuan Interpol untuk menangkap mereka.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/26/lin1ru-17-tewas-dalam-serangan-terhadap-demonstran-di-suriah]
Pasukan Suriah Serbu Kota Latakia
Minggu,
27 Maret 2011, 19:06 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,
DAMASKUS-- Pasukan Suriah, Ahad, memasuki kota Latakia di utara
tempat para penembak gelap membunuh empat orang yang meningkatkan
ketegangan di negara itu kendatipun pemeritah berjanji akan melakukan
reformasi.
"Tentara
memasuki Latakia... untuk menghentikan perusakan dan pembunuhan,"
kata surat kabar Al Watan yang pro pemerintah. Al Watan memberitakan dua
personil badan keamanan tewas, Sabtu dan 70 tentara cedera di Latakia, 350km
barat laut ibu kota Damaskus.
Pejabat
tinggi Suriah mengatakan para penembak gelap menembak dan membunuh
dua orang yang sedang lewat Sabtu di pelabuhan yang indah itu, salah satu
dari daerah-daerah Suriah yang paling maju dan kota berpenduduk dari berbagai
agama dan etnik.
Pihak
berwenang menuduh para pengungsi Palestina dari satu kamp terdekat ingin meningkatkan
kerusuhan sektarian di Latakia, tempat tinggal 450.000 warga Kristen,
Muslim Sunni dan Syiah. Pertumpahan darah Sabtu adalah yang terbaru dalam
aksi-aksi kekerasan yang melanda Suriah sejak protes-protes meletus 15 Maret
dengan para pengunjuk rasa menuntut reformasi-reformasi besar di Suriah.
Protes-protes itu membuat tertekan
Presiden Bashar al Assad dan Partai Baath yang dipimpinnya yang menguasai
Suriah dengan tangan besi hampir lima dasa warsa. Para pejabat
mengonfirmasikan 28 orang tewaa setelah unjuk-unjuk rasa dimulai tetapi para
aktivis mengatakan lebih dari 126 orang meninggal, dengan 100 orang
tewas pada hari Rabu saja dalam tindakan keras berdarah terhadap para
pemrotes di Daraa, kota suku di selatan yang menjadi simbol protes-protes.
Surat-surat
kabar Suriah di halaman depan menampilkan berita utama Ahad pertumpahan
darah di Latakia, dan surat kabar pemerintah Tishrin mengatakan 150
orang cedera di kota itu akibat kerusuhan Jumat dan Sabtu.
Al
Watan menyalahkan "para penjahat kejam" dan mengatakan
"identitas mereka akan segera diungkapkan."
Penasehat
presiden Buthaina Shaaban mneyalahkan warga Palestina dari kamp pengungsi Raml,
di pinggrian Latakia. "Sejumlah pengungsi Palestina dari kamp
Raml ingin memprovokasi bentrokan sektarian dengan melepaskan
tembakan ke pasukan keamanan dan ke para pemrotes," katanya kepada
wartawan, Sabtu.
Di
kota Daraa, di perbatasan Jordania , sekitar 300 pemuda Sabtu menaiki puing
sebuah patung almarhum Hafez al Assad, ayah Bashar meneriakkan sloga-slogan
anti rezim, kata para saksi mata. Para pengunjuk rasa di Daraa, Jumat
merubuhkan patung itu dan membakar rumah gubernur yang dipecat setelah unjuk
rasa terhadapnya awal bulan ini.
Daraa
menjadi pusat protes-protes dam mengalami korban terbanyak sementara penduduk
terus datang untuk ikut berdemonstrasi. Pihak berwenang pekan lalu mengumumkan
serangkaain reformasi dalam usaha meredakan para pemrotes yang marah, yang
menempatkan Bashar dalam tekanan domestik yang belum pernah terjadi sebelumnya
sejak ia berkuasa 11 tahun lalu.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/27/liptmb-pasukan-suriah-serbu-kota-latakia]
Syekh Qaradhawi Kecam Serangan ke Masjid di Suriah
Minggu,
27 Maret 2011, 11:26 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,DOHA - Ulama ternama asal Mesir yang
kini bermukim di Qatar, Syekh Yusuf Qaradhawi, menyatakan dukungannya
terhadap revolusi yang terjadi di Suriah. “Kereta revolusi kini tiba di
stasiunnya,” kata Qaradhawi, Sabtu (26/3).
Syekh Qaradhawi mengecam keras penyerbuan yang dilakukan
aparat keamanan Suriah terhadap warga Dara’a yang akan menewaskan puluhan orang
tak bersalah di Masjid Umari. “Serangan terhadap kesucian rumah Allah itu
tak lepas dari keterlibatan Syiah Alawi,” kata ulama kharismatis
ini. “Bashar memiliki hubungan dengan Syiah… dia adalah tawanan
Syiah!”
Ketua Persatuan Ulama Internasional ini mengatakan,
aparat keamanan tidak peduli dengan kesucian rumah Allah sehingga seenaknya
melakukan pembunuhan di dalamnya. “Warga hanya melakukan revolusi
damai, tanpa senjata, batu atau tongkat. Namun mereka
dibantai secara keji dengan senapan mesin. Tidak hanya membunuh
di masjid, aparat juga membunuh warga di rumah-rumah mereka,”
ungkapnya.
Ulama yang dikenal tegas ini mengutuk langkah-langkah yang
diambil pemerintah Suriah dalam menghadapi gelombang revolusi. Dia menyebut
Presiden Suriah Bashar Al-Assad sebagai sosok sektarian yang dikendalikan oleh
kekuatan Syiah. “Dia muda dan terpelajar, dan memiliki waktu panjang untuk
belajar dan berbuat banyak. Namun dia menjadi tawanan dan bujang golongan
Alawi,” ujarnya.
Menurut Qaradhawi, Suriah tak dapat dipisahkan dari sejarah
bangsa Arab, sehingga tak mungkin kebal terhadap revolusi. “Sebagian mereka
mengatakan Suriah kebal terhadap revolusi ini, bagaimana bisa? Bukankah Suriah
juga bagian dari bangsa Arab? Apakah hukum Allah tidak berlaku pada bangsa dan
masyarakatnya? Suriah sama seperti yang lain, ia termasuk bagian pertama
revolusi,” tegasnya.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/27/lip8co-syekh-qaradhawi-kecam-serangan-ke-masjid-di-suriah]
PM Turki Desak Suriah Dengarkan Permintaan Reformasi
Senin,
28 Maret 2011, 19:56 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA--Turki menyarankan Suriah
"menanggapi positif" permintaan rakyat mengenai reformasi,
kata Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan pada Senin. "Kami menyarankan
Tuan Assad menanggapi positif permintaan rakyat dengan pendekatan
reformis. Itu akan membantu Suriah mengatasi masalah dengan lebih
mudah," kata Erdogan kepada wartawan sebelum meninggalkan Ankara untuk
kunjungan ke Irak.
Erdogan mengatakan berbicara dengan Presiden Suriah Bashar
al-Assad dua kali dalam tiga hari belakangan dan berbicara mengenai
"kepekaan" Turki mengenai kejadian di Suriah. "Kami memiliki
perbatasan 800 kilometer (dengan Suriah) dan kami memiliki hubungan
kekeluargaan. Kami tidak dapat tetap diam," kata Erdogan.
Ia mengatakan Assad tidak menyatakan "tidak" atas
permintaannya melakukan reformasi dan ia berharap Assad pribadi yang
mengumumkan kepada rakyat mengenai rencana reformasi di Suriah, "baik hari
ini maupun besok". Erdogan mengatakan bahwa kepala Badan Intelijen
Nasional Turki (MIT) mengunjungi Suriah pada Minggu untuk membahas dan
menunjukkan bahwa Turki memperhatikan dengan cermat perkembangan di negara itu.
Suriah diguncang unjuk rasa menentang pemerintahan selama dua
pekan, memicu pemerintah Suriah pada Minggu mengumumkan akan menghakhiri masa
Undang-undang darurat, yang berlaku selama beberapa dasawarsa. Pencabutan
undang-undang darurat di negara itu akan mengakhiri keadaan ketat, yang
ditetapkan sejak Partai Baath berkuasa pada Maret 1963.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/28/lirqmy-pm-turki-desak-suriah-dengarkan-permintaan-reformasi]
China Khawatir Perkembangan di Timur Tengah
Senin,
28 Maret 2011, 09:20 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,
DAMASKUS-- Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moallem, Ahad, bertemu di
Damaskus dengan utusan khusus China untuk Timur Tengah Wu Sike. Keduanya saling
bertukar pandangan mengenai hubungan bilateral, proses perdamaian Timur Tengah
serta masalah regional.
Wu
Sike
mengatakan, China sangat prihatin dengan dampak perkembangan-perkembangan di
kawasan itu saat ini terhadap proses perdamaian Timur Tengah, dan bahwa
masyarakat internasional harus tidak mengabaikan proses perdamaian termasuk isu
Dataran Tinggi Golan Suriah karena perubahan baru itu.
Sementara
itu, al-Moallem menyampaikan penghargaan Suriah atas dukungan sejak lama China
kepada Suriah dan negara-negara Arab lainnya dalam mengembalikan hak mereka
yang sah.
Ia
juga menyatakan kesediaan Suriah untuk mencapai perdamaian melalui negosiasi,
dan mengatakan jika Israel mengembalikan Dataran Tinggi Golan yang direbut pada
tahun 1976, Suriah bersedia untuk berbicara dengan Israel tentang isu-isu
lainnya.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/28/liqx5d-china-khawatir-perkembangan-di-timur-tengah]
Pulihkan Situasi Latakia, Suriah Kerahkan Pasukan
Besar-besaran
Senin,
28 Maret 2011, 08:18 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,Pasukan keamanan Suriah berjuang memulihkan
keadaan di kota Latakia di bagian utara negeri itu, Ahad (27/3), setelah
dua hari kekacauan yang menewaskan 14 orang dan melukai lebih dari
150 orang.
Tentara telah digelar dalam jumlah besar di Latakia, kota
pelabuhan yang memiliki warga dengan beragam agama dan terletak 350 kilometer
di sebelah barat-laut Damaskus, sebagai reaksi atas gelombang kerusuhan yang
telah membuat Presiden Bashar Al-Assad menghadapi tekanan yang tak pernah ada
sebelumnya.
Pemerintah telah menuduh kelompok fundamentalis berusaha
menyulut kerusuhan sektarian di kota tersebut. Sebanyak 13 orang secara
resmi telah dikonfirmasi tewas akibat luka tembak yang melibatkan penembak
jitu sejak Jumat (25/3). Dua korban dikuburkan pada Ahad.
Beberapa pejabat telah mengatakan lebih dari 30
orang telah dikonfirmasi tewas dalam kerusuhan itu, sejak gelombang
kerusuhan mulai meletus awal Maret, di tengah seruan bagi pembaruan besar di
negeri tersebut, yang dikuasai oleh partai Baath sejak 1963.
Namun para pegiat mengatakan lebih dari 126 orang telah
tewas, dan penambahan 100 korban tewas pada Rabu (23/3) saja
dalam penindasan terhadap pemrotes di Dara'a, kota suku di bagian selatan
negeri itu yang telah jadi lambang ketidak-puasan.
Jalan-jalan di Latakia, tempat tinggal 450.000 orang, sepi
sama sekal pada Ahad dan semua toko tetap tutup. Bangunan di pusat perdagangan
memperlihatkan tanda kerusakan dan bekas terbakar, sementara penduduk
mengatakan mereka tinggal di dalam rumah karena khawatir terhadap babak baru
kerusuhan mematikan yang mencengkeram kota tersebut pada akhir pekan.
"Putriku dan suaminya berjalan menyusuri
jalan di dekat Masjid Khaled ibn Walid di sini di kota kami, ketika lututnya
cedera oleh peluru penembak gelap," kata seorang perempuan di samping
ranjang putrinya di rumah sakit yang dikelola pemerintah. "Kaki kirinya telah diamputasi,"
katanya.
Penduduk juga berbicara mengenai gerombolan penjarah yang
bersenjatakan tongkat dan pisau, penembakan dari dalam kendaraan yang melaju ke
rumah sakit yang dikelola pemerintah tersebut Ahad pagi dan penjahat ganas yang
memukuli orang di jalan.
Kerusuhan di seluruh Suriah telah membuat Presiden Bashar
Al-Assad menghadapi tekanan berat. Bashar menggantikan ayahnya Hafez
Al-Assad setelah ayahnya meninggal pada 2000, dan Presiden yang berusia 45
tahun itu dijadwalkan menyampaikan pidato terbuka dalam beberapa hari ke depan.
Pemerintah telah mengumumkan serangkaian pembaruan
dalam upaya menarik hati pemrotes, termasuk pembebasan tahanan
dan rencana memperbarui hukum mengenai media dan pemberian izin
kepada partai politik.
Suriah juga telah memutuskan untuk mencabut
peraturan darurat di negeri tersebut, yang ditetapkan pada Desember 1962
dan berlaku sejak Partai Baath berkuasa pada Maret 1963.
Partai itu menerapkan pembatasan bagi gerakan
dan pertemuan terbuka dan mensahkan penangkapan "tersangka
atau orang yang mengancam keamanan".
Peraturan tersebut juga mensahkan interogasi
terhadap setiap orang dan pengawasan komunikasi perorangan serta pengendalian
resmi isi surat kabar dan media lain sebelum diterbitkan.
Tapi pemrotes telah berikrar akan terus turun ke jalan sampai
semua tuntutan mereka bagi kebebasan lebih besar dipenuhi.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/28/liqubc-pulihkan-situasi-latakia-suriah-kerahkan-pasukan-besarbesaran]
Puluhan Aktivis Demonstrasi Suriah Ditangkap
Senin,
28 Maret 2011, 07:00 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,LONDON
- Puluhan aktivis telah ditahan dalam demonstrasi di seluruh Suriah
(25/3), Jumat, kata kelompok hak asasi manusia Syrian Observatory for Human
Rights yang bermarkas di London, Ahad (27/3).
"Kami
telah diberi informasi bahwa puluhan demonstran telah ditahan dalam
demonstrasi Jumat di berbagai kota dan (kami) memiliki daftar nama
mereka," tutur kelompok itu dalam keterangan pers.
Kelompok
itu menyusuli keterangan persnya dengan daftar 41 nama orang yang menurut
laporan telah ditahan di dan sekitar Damaskus, Homs, Deir al-Zor dan kota
lainnya. "Pasukan keamanan di Damaskus juga telah menahan Doha Hasan dan
Zahet Almein hari ini, Ahad," mereka menambahkan.
Amnesty
International telah menyusun daftar 93 orang yang ditangkap bulan ini, beberapa orang ditangkap karena
kegiatan mereka di Internet, di kota antara lain Damaskus, Aleppo, Banias,
Daraa, Hama dan Homs.
Demonstrasi
telah meletus di Suriah dalam dua pekan terakhir dengan kota Daraa di selatan
muncul sebagai pusat gerakan yang meminta pembaruan besar itu.
Beberapa
aktivis mengatakan bahwa lebih dari 120 orang telah tewas dalam
kekacauan itu. Berbeda dengan mereka, para pejabat hanya mengkonfimasi sekitar
30 kematian.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/28/liqqog-puluhan-aktivis-demonstrasi-suriah-ditangkap]
12 Tewas dalam Bentrokan di Latakia Suriah
Senin,
28 Maret 2011, 06:59 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS--Duabelas orang tewas dalam bentrokan
Sabtu di kota Latakia, Suriah utara, kata penasihat presiden Buthaina
Shaaban kepada AFP, Minggu. "Jumlah resmi kematian di Latakia pada
Sabtu adalah 10 orang -- warga dan anggota pasukan keamanan -- dan dua
orang bersenjata," kata Shaaban.
Pasukan Suriah memasuki kota pelabuhan Latakia, 350 kilometer
sebelah baratlaut Damaskus, sehari setelah seorang pejabat mengatakan bahwa dua
orang yang lewat dibunuh oleh penembak gelap. Bentrokan mematikan Sabtu itu
merupakan yang terakhir dari rangkaian kekerasan yang melanda Suriah sejak
protes meletus pada 15 Maret, dimana demonstran menuntut reformasi
besar-besaran.
Lebih dari 30 orang secara resmi dinyatakan tewas dalam
lingkaran kekerasan itu. Namun, sejumlah aktivis mengatakan, 126 orang tewas
dalam kekerasan itu -- 100 orang tewas pada Rabu saja dalam protes di
Daraa, kota suku wilayah selatan yang menjadi simbol penentangan para pemrotes.
Pemerintah mengumumkan serangkaian langkah reformasi
dalam upaya menenangkan pemrotes, termasuk pembebasan tahanan dan
rencana membuat undang-undang baru mengenai media dan perizinan bagi
partai politik. Suriah juga memutuskan pencabutan undang-undang darurat,
yang disusun pada Desember 1962 dan diberlakukan sejak Partai
Baath berkuasa pada Maret 1963.
Suriah bulan ini mulai dilanda protes yang belum pernah
terjadi sebelumnya, yang menuntut reformasi besar-besaran di negara yang
dikuasai Partai Baath selama hampir 50 tahun itu.
Aktivis pro-demokrasi di sejumlah negara Arab, termasuk
Suriah, terinspirasi oleh pemberontakan di Tunisia dan Mesir yang berhasil
menumbangkan pemerintah yang telah berkuasa puluhan tahun.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/28/liqqjs-12-tewas-dalam-bentrokan-di-latakia-suriah]
Perdana Menteri Baru Suriah Mundur
Selasa,
29 Maret 2011, 21:08 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Perdana Menteri Suriah
Mohammad Naji Otri pada Selasa mengajukan undur diri kepada Presiden
Suriah Bashar Al Assad. Ia sebelumnya ditunjuk sebagai pejabat sementara
perdana menteri, kata media setempat.
"Presiden Assad hari ini menerima undur diri
pemerintahan Muhammad Naji Otri dan menunjuknya sebagai pengurus jabatan
itu sambil menunggu kabinet baru," kata laporan kantor berita resmi SANA.
Pemerintahan baru, yang diperkirakan dibentuk pada hari
selanjutnya, akan menghadapi pelaksanaan rangkaian reformasi, yang dijanjikan
negara setelah unjuk rasa, yang menginginkan lebih banyak kebebasan di negara
berpemerintahan Baath itu pada pertengahan Maret.
Reformasi diperkirakan mengakhiri undang-undang darurat, yang
diberlakukan sejak partai Baath berkuasa pada 1963 dan memberikan kebebasan
bagi media serta partai poltik.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/29/litom0-perdana-menteri-baru-suriah-mundur]
Pendukung Presiden Suriah Gelar Aksi Tandingan
Selasa,
29 Maret 2011, 21:07 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Puluhan ribu warga Suriah
berkumpul di ibu kota Damaskus dan kota lain untuk melakukan gerakan besar mendukung
Presiden Suriah, Bashar Al Assad.
Dalam gerakan disiarkan langsung oleh televisi tersebut,
pengunjuk rasa mengibarkan bendera Suriah dan berteriak mendukung Assad.
Unjuk rasa dukungan lain juga dilakukan di kota utara,
Aleppo, tempat Assad menghadapi tantangan terbesar atas 11 tahun
kepemimpinannya setelah unjuk rasa terkenal meminta kebebasan.
Sejumlah unjuk rasa menentang pemerintah di kota selatan,
Daraa, pada dua pekan lalu menyebar ke beberapa kota di Suriah, termasuk
Aleppo, Damaskus dan pelabuhan utama negara itu, Latakia.
Menurut pemantau hak asasi manusia, setidak-tidaknya 61 orang
tewas sejak 18 Maret akibat pasukan keamanan Suriah melakukan kekerasan serta
mengepung pengunjuk rasa.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/29/litojw-pendukung-presiden-suriah-gelar-aksi-tandingan]
Assad Akan Pidato, Rakyat tak Ambil Pusing
Selasa,
29 Maret 2011, 18:11 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS - Wakil Presiden Suriah, Farouq
Al-Shara, mengumumkan bahwa Presiden Bashar Al-Assad dalam dua hari
ini akan berbicara kepada rakyatnya. "Presiden Assad akan
menyampaikan pidato penting dalam dua hari berikutnya, untuk meyakinkan
dan menenangkan seluruh rakyat,” kata Shara kepada wartawan di
Damaskus, Senin (28/3), tanpa menjelaskan lebih lanjut maksud pidato tersebut.
Tapi bagi Muhammad Habash, anggota Dewan Majelis Rakyat
Suriah, yang diharapkan rakyat dari pidato Presiden Assad adalah pengumuman
pencabutan undang-undang darurat yang telah menghambat kehidupan negara, dan
menghalangi kebebasan berkumpul dan menyatakan pendapat. "Kami juga
menunggu pemutihan dan pembebasan semua tahanan politik, sehingga seluruh
rakyat tenang dan dapat mengubah tuntutan mereka menjadi permintaan yang wajar,”
ujarnya.
Sementara itu, Hassan Abdul Azim, Sekretaris Jenderal Partai
Persatuan Sosialis dan juru bicara oposisi Aliansi Nasional Demokratik
mengatakan, jalan-jalan kota Suriah telah mendidih dan kaum muda telah
bergerak. “Ini membutuhkan inisiatif cepat untuk meyakinkan rakyat dan menjamin
kebebasan berkumpul dan demonstrasi damai dalam mengekspresikan tuntutan mereka
yang sah,” katanya.
Azim juga meminta rezim Suriah segera membebaskan seluruh
tahanan politik dan mencabut status darurat. “Rakyat Suriah menjadi sudah bosan
dan tak percaya lagi dengan segudang janji. Mereka butuh bukti konkret di
lapangan,” tegasnya.
Menurut Azim, belum ada kontak resmi ajakan dialog kepada
kelompok oposisi untuk menyelesaikan krisis hingga saat ini. Padahal yang dibutuhkan
adalah undangan secara terbuka dan terang-terangan kepada semua pihak melalui
sebuah komite formal untuk melakukan dialog nasional.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/29/litgeo-assad-akan-pidato-rakyat-tak-ambil-pusing]
AS Desak Rezim Suriah Bebaskan 3 Warganya
Rabu,
30 Maret 2011, 20:34 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Presiden Suriah
Bashar Al-Asad direncanakan akan memberikan pidato resmi kepada
rakyatnya hari ini. Demikian dilaporkan kantor berita pemerintah Suriah,
SANA, Rabu (30/3).
Pidato ini merupakan pernyataan resmi Asad untuk pertama
kalinya sejak terjadi pembantaian di Dara’a, selatan Suriah,
yang menyulut aksi protes di berbagai belahan negeri. Aksi massa yang menentang
rezim berkuasa di Suriah dalam beberapa hari terakhir merupakan yang terbesar
sejak tahun 2000.
Di lain pihak, pemerintah AS kini menyebut pemimpin Suriah
“di persimpangan jalan”, dan menuntut Asad segera melakukan reformasi secara
mendalam. “Sejak dulu Asad mengaku reformis. Namun ia tidak berbuat apa-apa
dalam melakukan reformasi politik,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS,
Mark Toner.
“Kami memintanya segera menjawab dan memenuhi tuntutan rakyat
Suriah,” tegas Toner seraya menekankan bahwa pemerintah AS khawatir dengan
aksi-aksi kekerasan yang terjadi di Suriah.
Untuk itu, kata Toner, pemerintah AS meminta tiga warganya
yang ditahan di Damaskus segera dibebaskan. Pejabat konsuler kedutaan AS di
Damaskus juga telah meminta penguasa Suriah agar segera membebaskan tahanan.
“Namun permintaan itu belum terpenuhi hingga saat ini.”
Saluran televisi Suriah, Ahad lalu, menyiarkan “pengakuan”
warga negara AS keturunan Mesir yang terlibat dalam protes massa yang menentang
rezim Suriah, Bashar Al-Asad.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/30/livhpn-as-desak-rezim-suriah-bebaskan-3-warganya]
Kabinet Suriah Mundur, Bashar Al Assad Dijadwalkan
Berpidato
Rabu,
30 Maret 2011, 09:04 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Presiden Suriah, Bashar
Al Assad, dijadwalkan berpidato kepada rakyat negerinya, Rabu
(30/1), dalam pidato pertama selama dua pekan unjuk rasa dan satu hari
setelah kabinetnya mundur, kata seorang pejabat senior. Hal itu tak pernah
terjadi sebelumnya.
Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton mendesak
"penerapan pembaruan tepat pada waktunya". Namun para pemimpin
Kongres mengesampingkan pembicaraan apa pun mengenai perubahan rezim di Suriah,
musuh lama dari sekutu regional Washington, Israel.
"Presiden akan berpidato kepada rakyat besok, Rabu, dari
parlemen," kata pejabat tersebut, tanpa memberi perincian lebih lanjut.
Berita itu beredar tak lama setelah Perdana Menteri Mohammed Naji Otri
mengajukan pengunduran diri pemerintahnya dan diberi tugas sebagai penjabat
sampai kabinet baru terbentuk.
Presiden diperkirakan menjelaskan serangkaian pembaruan yang
diumumkan pekan lalu, yang muncul sebagai reaksi terhadap dua pekan protes guna
menuntut pembaruan dan kebebasan lebih besar di negeri tersebut. Suriah telah
diperintah oleh Partai Baath sejak 1963.
Penasehat presiden Buthaina Shaaban telah mengatakan
pemerintah memutuskan untuk mencabut keadaan darurat, yang telah diberlakukan
sejak partai Baath merebut kekuasaan.
Pemerintah Suriah juga sedang mempelajari liberalisasi
peraturan media massa dan partai politik serta tindakan anti-korupsi. Kabinet
baru, yang diperkirakan diumumkan akhir pekan ini, akan menghadapi tugas
penerapan pembaruan itu.
Perdana Menteri Otri telah membentuk pemerintahnya pada 2003.
Pemerintah tersebut telah beberapa kali diubah, yang paling akhir pada Oktober
2010.
Bashar Al-Assad, yang naik jabatan setelah ayahnya Hafez
Al-Assad meninggal pada 2000, menghadapi tekanan kuat di dalam negeri, saat
protes makin berubah jadi kekerasan.
Pemerintah Suriah telah menuduh kelompok fanatik dan
"gerombolan bersenjata" bermaksud menghasut kerusuhan di negeri itu,
terutama di Provinsi Daraa di bagian selatan dan kota pelabuhan di bagian
utaranya, Latakia. Keduanya telah muncul sebagai titik panas ketidakpuasan.
Unjuk rasa kecil guna menuntut "kebebasan" juga
terjadi di ibukota Suriah, Damaskus, awal Maret, tapi aksi itu dengan cepat
dipadamkan oleh pasukan keamanan.
Banyak pegiat mengatakan lebih dari 130 orang telah tewas dan
banyak orang lagi cedera dalam beberapa bentrokan dengan pasukan keamanan saat
berlangsungnya pertemuan terbuka di Daraa dan Latakia. Para pejabat menyebutkan
jumlah korban tewas 30.
Washington menyatakan Amerika Serikat menunggu dan melihat
apa hasil dari pembaruan yang dijanjikan tersebut. "Kami sedang ... menunggu
dan menyaksikan untuk melihat apa yang akan diberikan oleh pemerintah
Suriah," kata Menlu Hillary.
"Kami mendukung penerapan pembaruan tepat pada waktunya
sehingga memenuhi tuntutan yang diajukan rakyat Suriah kepada pemerintah
mereka, seperti penghapusan peraturan keadaan darurat," tambahnya.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/30/liulr3-kabinet-suriah-mundur-bashar-al-assad-dijadwalkan-berpidato]
Wanita Nekat Cegat Mobil Bashar Al Asad
Kamis,
31 Maret 2011, 20:12 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Seorang wanita mencegat mobil yang
dikendarai Presiden Suriah Bashar Al-Asad, ketika yang bersangkutan baru saja
menyampaikan pidatonya di Majelis Rakyat, Rabu (30/3).
Wanita tersebut menghadang di depan mobil ketika
mesin baru saja dihidupkan dan mobil baru berjalan beberapa putaran. Kejadian
tiba-tiba ini membuat mobil berhenti mendadak, dan pasukan pengamanan
presiden langsung mengamankan lokasi.
Pada saat yang sama, kru stasiun televisi pemerintah baru
saja mulai meliput kepergian Asad dari gedung Majelis Rakyat. Beberapa anggota
pasukan keamanan juga langsung menghalau warga yang berkerumun di kedua tepi
jalan, khawatir dengan adanya serangan terhadap presiden dan rombongan.
Sebelumnya, Asad baru saja berbicara di depan anggota
dewan tentang kemelut yang terjadi di negerinya. Dalam pidatonya, Asad
mengulang kembali pernyataan-pernyataannya yang lalu, bahwa negaranya
diserang oleh sejumlah pihak yang melakukan kolusi dan konspirasi. “Fitnah
yang terjadi di Suriah sejak beberapa pekan lalu dihasut melalui
saluran televisi satelit,” ujarnya.
Asad mengatakan, memang Suriah tidak terlepas
dari apa yang terjadi di dunia Arab, dan ia mengaku sedih dan
berduka dengan jatuhnya banyak korban akibat kejadian baru-baru
ini. Walau demikian, ia mengaku tidak takut menghadapi revolusi besar
yang terjadi sejak beberapa bulan ini.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/31/lixbc8-wanita-nekat-cegat-mobil-bashar-al-asad]
Asad Menolak Mundur, Demo Jalan Terus
Kamis,
31 Maret 2011, 19:58 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Presiden Suriah Bashar Al-Asad
menyampaikan pidatonya yang ditunggu-tunggu, Rabu (30/3).
Dalam pidato yang disampaikan di hadapan Majelis Rakyat, ia tidak
mengumumkan jadwal sementara reformasi dan tidak berniat mencabut
keadaan darurat.
Dalam pidato pendeknya, Asad menyebut adanya konspirasi
besar dari negara-negara jauh dan dekat, yang berkomplot dengan kekuatan dalam
negeri untuk melakukan provokasi menciptakan krisis. Ia juga menolak
mundur dari jabatannya, namun akan berupaya melakukan reformasi.
Tak lama setelah berakhirnya pidato, ratusan warga
Latakia turun ke jalan meneriakkan slogan-slogan “merdeka, merdeka”
dan “damai, damai”. Aparat keamanan dan polisi merespons dengan
menembakkan senjata ke arah mereka. Belum ada informasi tentang jumlah
korban, namun saksi mata menuturkan, sekitar 300 orang turun ke jalan
untuk memprotes pidato Asad dan disambut tembakan aparat keamanan.
Asad menegaskan, tidak ada reformasi baru
karena proses tersebut sudah ada. “Tidak ada hambatan-hambatan dalam reformasi,
yang ada hanyalah keterlambatan. Siapa saja yang menentang reformasi, maka
mereka adalah juru damai sekaligus pembuat kerusakan,” ujarnya.
Ia juga mengecam revolusi Arab yang disebutnya “kebablasan”.
“Revolusi yang terjadi saat ini adalah revolusi baru yang kebablasan. Dan kami
tidak mau seperti itu, tidak mau dengan cara-cara seperti itu. Itu adalah
bentuk sabotase,” tegasnya.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/03/31/lixaox-asad-menolak-mundur-demo-jalan-terus]
Jaringan Telekomunikasi Suriah Terputus
Minggu,
03 April 2011, 18:50 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,
DAMASKUS-- Jaringan komunikasi putus di Suriah, Ahad sehari setelah
pihak berwenang menahan puluhan aktivis pro demokrasi dalam satu tindakan
keras terhadap protes-protes anti pemerintah. "Ada satu operasi
penahanan dan jaringan telepon putus jadi orsng menduga ada campur
tangan tetapi pemerintah mengatakan itu akibat masalah teknis," kata
seorang penduduk Douma, utara Damaskus.
Di
ibu kota itu, komunikasi internet dan telepon seluler praktis tidak
mungkin. Seorang wakil pelanggan dari penyedia telepon dan internet Suriah
mengemukakan masalah itu adalah "karena pemakaian melampui batas"
tanpa merinci lebih jauh.
Syriatel
dan MTN, dua perusahan telepon Suriah, menawarkan kepada para pelanggan satu
jam bicara gratiso yang berlaku 2 da 6 April "untuk menghargai orang yang
mendukung Presiden(Bashar al Assad) pada hari bermartabat itu."
Mereka
mengacu pada unjuk-unjuk rasa pro-rezim di ibu kota itu, Selasa. Tetapi pada
Jumat,ribuan warga Suriah bergerak di seluruh negara itu menyerukan
reformasi, kecewa dengan satu pidato presiden yang tidak
mencabut keadaan darurat yang diberlakukan sejak tahun 1963.
Dalam
satu pernyataan bersama, delapan kelompok hak asasi manusia mengatakan 46
orang ditahan dalam operasi-operasi yang dilakukan di kota Daraa di selatan,
salah satu dari tiga pusat utama unjuk rasa lebih dari dua minggu serta Douma
di utara Damaskus dan kota industri Homs.
"Kami
mengecam sangat keras dan cara yang tidak pada tempatnya oleh pasukan keamanan
Suriah dalam menghadapi unjuk rasa damai di Douma dan polisi mengguanakan
kekuatan yang berlebihan terhadap para pengunjuk rasa," kata pernyataan
itu.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/04/03/lj2rjp-jaringan-telekomunikasi-suriah-terputus]
Presiden Assad akan Dialog dengan Oposisi?
Rabu,
06 April 2011, 17:29 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Kelompok oposisi Suriah
mengatakan Presiden Bashar al-Assad telah memberi lampu hijau untuk berdialog
dengan oposisi. Dialog itu sebagai upaya memadamkan protes dan situasi yang
bergejolak di dalam negeri.
Sumber tersebut mengatakan, pihak berwenang Suriah dan
pejabat keamanan senior mengisyaratkan kepada mediator untuk menentukan
tanggal pertemuan dengan tokoh oposisi. Dalam pertemuan pemerintah berharap
mengetahui tuntutan mereka.
Tanda-tanda ketenangan mulai nampak ketika Assad bertemu
dengan para pekerja sosial di wilayah Hasaka, di mana minoritas Kurdi terkonsentrasi.
Sinyal ini kian menguat ketika mereka bertemu kedua kalinya di istana Assad di
Damaskus, Selasa (5/4). Dalam pertemuan di istananya, Assad juga mengucapkan
selamat liburan Nowruz kepada tokoh-tokoh Kurdi.
Namun salah seorang pemimpin Kurdi mengatakan, beberapa
pemimpin terkemuka Kurdi memboikot pertemuan antara delegasinya dengan Bashar
al-Assad dan sejumlah pemimpin suku. “Para pemimpin oposisi tidak ingin
tuntutan rakyat mereka dikurangi dengan cara diberikan layanan sosial,”
ujarnya.
Dalam konteks gencatan senjata, menurut informasi yang bocor,
Departemen Pendidikan telah mengeluarkan keputusan untuk mengembalikan para
wanita berkerudung agar kembali pada pekerjaan mereka di sekolah-sekolah.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/04/06/lj87sn-presiden-assad-akan-dialog-dengan-oposisi]
Bentrokan di Suriah, 19 Polisi Tewas
Sabtu,
09 April 2011, 10:37 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS--Media Suriah melaporkan 19 polisi
dan anggota pasukan keamanan tewas dalam bentrokan-bentrokan di kota selatan
Daraa pada Jumat. Kekacauan dimulai ketika orang bersenjata tak dikenal
menembaki polisi dan penduduk sipil yang menggelar protes damai
anti-pemerintah setelah shalat Jumat, kata kantor berita resmi Suriah Sana.
Sumber oposisi mengatakan bahwa polisi yang mulai
menembaki para demonstran dalam upaya untuk membubarkan pertemuan mereka.
Para penggiat melakukan aksi protes massa di Daraa, yang menyebut diri Revolusi
Suriah - 2011. Mereka telah menyiarkan daftar berisi nama-nama 14 orang yang
tewas dalam bentrokan hari Jumat di Facebook.
Pihak berwenang di Daraa mengatakan mereka tidak menghalangi
para demonstran untuk berpartisipasi dalam demonstrasi dan menjaga peristiwa
itu berada di bawah kontrol pada saat bentrokan dan tembak-menembak itu
dimulai. Di wilayah timur, ribuan warga etnik Kurdi berdemonstrasi menuntut
reformasi meski presiden pekan ini telah menawarkan mengendurkan aturan-aturan
yang membuat banyak warga Kurdi tidak memperoleh kewarganegaraan, kata sejumlah
aktivis.
Protes melanda negara berpenduduk 20 juta orang itu, dari
kota pelabuhan Laut Tengah Latakia hingga Albu Kamal di perbatasan dengan Irak,
ketika demonstrasi memasuki pekan keempat dengan mengabaikan operasi pasukan
keamanan dan meningkatnya janji reformasi oleh pemerintah. "Kebebasan,
kebebasan, kami ingin kebebasan," teriak ribuan pemrotes di banyak kota
Suriah. Beberapa orang meneriakkan, "Kami mengorbankan darah dan jiwa kami
bagimu, Daraa."
Penduduk mengatakan, pasukan keamanan menggunakan meriam
air dan bom asap untuk membubarkan protes sekitar 2.000 orang
di Hama, kota di mana ribuan orang tewas pada 1982. Mereka menembaki ribuan
pemrotes di Daraa, tempat demonstrasi meletus pertama kali pada Maret, kata
penduduk. Menurut mereka, pemrotes membakar sebuah bangunan milik Partai Baath
yang berkuasa dan menghancurkan patung saudara presiden, Basil.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/04/09/ljd8q3-bentrokan-di-suriah-19-polisi-tewas]
Lebih dari 37 Pemrotes Tewas dalam Revolusi Suriah
Minggu,
10 April 2011, 12:57 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Puluhan ribu aparat keamanan
dan tentara Suriah mulai memperketat keamanan terhadap para penduduk
yang akan melakukan unjuk rasa, Sabtu (9/4).
Dalam beberapa jam terakhir warga menyaksikan serangan
dan penembakan secara acak ke rumah-rumah warga. Sebuah situasi
yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak awal protes 15 Maret lalu.
Organisasi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) di Suriah
mengatakan, pasukan keamanan Suriah menewaskan sedikitnya 37 orang
selama protes sejak Jumat. “Sedikitnya 30 orang tewas di kota
Dara’a selatan, dan 3 tewas di Homs dan Harasta, pinggiran
kota Damaskus,” kata sebuah pernyataan.
Kementerian Dalam Negeri Suriah memperingatkan bahwa tidak
ada ruang untuk kepuasan atau toleransi penerapan hukum. “Aparat akan menjaga
keamanan tanah air dan warga negara, dan memberikan perlindungan umum. Dan akan
bertindak tegas terhadap mereka yang melakukan tindakan sabotase dan menabur
perpecahan dan merusak persatuan nasional,” demikian pernyataan kementerian
dalam negeri.
Selain itu, negara juga akan merespons tuntutan para
demonstran, dan telah mengumumkan serangkaian tindakan dan keputusan dalam
proses pembangunan dan modernisasi Suriah.
Kementerian itu juga mengatakan beberapa orang dibayar oleh pihak
ketiga untuk melakukan makar. Dan pihak berwenang Suriah akan menembak kelompok
bersenjata tanpa pandang bulu jika melawan pasukan keamanan.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/04/10/ljf9v4-lebih-dari-37-pemrotes-tewas-dalam-revolusi-suriah]
Jurnalis Maroko Tuntut Pembebasan Jurnalis Norwegia
Selasa,
12 April 2011, 15:03 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, RABAT - Sekelompok wartawan Maroko, jurnalis
asing dan mahasiswa jurnalistik, sore waktu setempat (Selasa,
12/4), akan menggelar protes di depan Kedutaan Besar Suriah di
Rabat, ibukota Maroko.
Mereka memprotes penahanan lanjutan pihak berwenang
Suriah terhadap wartawan kebangsaan Norwegia Zeid Masto
yang ditangkap karena meliput peristiwa yang tengah terjadi di Suriah.
Masto adalah peraih gelar sarjana dalam jurnalisme dari
Sekolah Tinggi Media dan Komunikasi di Rabat. Ia digelandang pasukan keamanan
Suriah, Rabu (6 April), dari sebuah kafe internet (warnet), tanpa dapat
membantah.
Hal terakhir sempat ditulis Masto dalam status Facebook-nya
adalah, "Aku sekarang di kafe internet. Pemilik kafe mengatakan padaku
bahwa aku berada di tempat terlarang karena meliput aksi massa, maka harus
segera pergi.”
Menyusul penangkapan Masto, sekelompok jurnalis dan
rekan-rekannya di perguruan tinggi membentuk halaman di Facebook yang meminta
pembebasannya. Hingga kini tak diketahui pasti di mana Masto berada.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/04/12/ljj51t-jurnalis-maroko-tuntut-pembebasan-jurnalis-norwegia]
Oposisi Suriah: 200 Demonstran Tewas
Selasa,
12 April 2011, 10:16 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,AMMAN--Satu gerakan hak asasi manusia penting
Suriah mengatakan korban tewas setelah kurang dari sebulan demonstrasi
di negara itu telah mencapai 200 dan meminta Liga Arab untuk menjatuhkan
sanksi terhadap hirarki yang berkuasa. "Pemberontakan di Suriah telah
meningkat, sementara 200 orang tewas, ratusan luka-luka dan sejumlah
sama ditangkap," kata kelompok Deklarasi Damaskus dalam sepucuk
surat yang dikirim Senin ke sekretariat jendral Liga Arab.
"Rezim itu telah mengerahkan pasukannya
untuk mengepung kota-kota dan menteror warga sipil, sementara demonstran
di seluruh Suriah meneriakkan nyanyian yang sama 'damai, damai'," kelompok
itu menambahkan.
"Kami minta anda untuk ... menjatuhkan sanksi politik,
diplomatik dan ekonomi terhadap rezim Suriah, yang terus menjadi pelindung
terpercaya warisan Hafez al-Assad," katanya. Ia merujuk kepada pemerintah
bertangan besi Hafez al-Assad, ayah Presiden Bashar al-Assad.
Bashar, yang menghadapi demonstrasi terhadap pemerintahannya
yang berusia 11 tahun, telah menanggapi dengan cara yang bercampur -- pasukannya
telah menembak demonstran tak bersenjata, menurut oposisi -- dan janji tak
jelas untuk mengurangi larangan terhadap kebebasan, dan juga mengganti
undang-undang darurat dengan undang-undang antiterorisme.
Demonstrasi itu, yang meletus di kota Deraa di Suriah selatan
bulan lalu --sebelum meluas, meminta kebebasan berekspresi dan berkumpul serta
diakhirinya korupsi. Pemerintah mengatakan kelompok-kelompok bersenjata dan
para "penyusup" bertanggungjawab atas kekerasan itu dan bahwa tentara
dan polisi juga telah tewas.
"Presiden Bashar hanya memberi janji selama 11 tahun
terakhir. Sebagai pengganti ia membicarakan, seperti yang rezim itu selalu
lakukan, mengenai konspirasi pihak luar," kata surat itu.
Kelompok itu dinamai Deklarasi Damaskus karena dokumen yang
ditandatangani pada 2005 oleh sejumlah pemimpin sipil, Islam dan liberal yang
meminta diakhirinya pemerintahan 41 tahun keluarga al-Assad dan penggantiannya
dengan sistem yang demokratis.
Dokumen itu meminta pencabutan larangan terhadap kebebasan
berbicara dan berkumpul serta pencabutan undang-undang darurat, berdasar mana
Suriah telah memerintah sejak 1963 ketika Partai Baath berkuasa melalui kudeta
dan melarang semua oposisi.
Sebagian besar dari anggotanya telah menghabiskan waktu lama
sebagai tawanan politik, termasuk tokoh oposisi penting Raid al-Turk, yang
telah menghabiskan 17 tahun dalam kurungan tersendiri pada masa Hafez al-Assad.
Fayez Sara, seorang wartawan yang telah dipenjarakan selama
dua setengah tahun bersama dengan 11 anggota Deklarasi Damaskus dan dibebaskan
pada 2010, ditangkap lagi Ahad, kata aktivis-aktivis hak asasi manusia.
Bashar mengatakan demonstrasi itu merupakan bagian dari
konspirasi asing untuk menyebarkan perselisihan sektarian. Ayahnya
menggunakan bahasa yang sama ketika ia menghancurkan tantangan sayap
kiri dan Islam garis keras terhadap pemeritahannya pada 1980-an, yang
menewaskan ribuan orang.
Pasukan keamanan Suriah telah menutup kota pantai Banias,
Senin, menyusul demonstrasi pro-demokrasi dan pembunuhan oleh pasukan yang
setia pada Bashar al-Assad, kata beberapa warga.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/04/12/ljirs6-oposisi-suriah-200-demonstran-tewas]
Protes Pemerintah, Mahasiswa Suriah Unjuk Rasa Depan
Kampus
Selasa,
12 April 2011, 05:51 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Ratusan mahasiswa berkumpul
di luar kampus Universitas Damaskus di ibukota Suriah, Senin
(11/4), untuk mengungkapkan solidaritas terhadap pengunjuk rasa
pro-demokrasi yang tewas selama akhir pekan.
Menurut sejumlah saksi mata, demonstrasi jarang terjadi pada
hari Senin di Universitas Damaskus. Unjuk rasa tersebut berubah menjadi
kekerasan ketika pasukan keamanan memukuli dan menangkap beberapa
demonstran yang meneriakkan kata-kata kebebasan dan persatuan.
Kepala Organisasi Nasional Hak Asasi Manusia Suriah, Ammar
Qurabi, mengatakan kepada seorang mahasiswa tewas setelah ditembak
dalam demonstrasi. Rekaman video yang diposting online menunjukkan pasukan
keamanan berpakaian preman memukuli para pemrotes dan membubarkan
paksa pemrotes yang berbaris di dalam kampus.
Seorang aktivis yang menyaksikan demonstrasi membenarkan
rekaman video, namun menolak disebutkan namanya karena takut menjadi korban.
"Warga Suriah adalah satu!'' teriak mahasiswa dalam video tersebut
berulang kali.
Sementara itu, Kepala Liga Hak Asasi Manusia Suriah
Abdul-Karim Rihawi mengatakan, seorang jurnalis dan penulis terkenal Suriah
(Fayez Sara) ditahan di rumahnya pada hari Senin, sementara beberapa aktivis
lainnya ditangkap di beberapa hari sebelumnya.
Pemberontakan tiga pekan melawan pemerintah Suriah, Presiden
Bashar Al-Assad, terus berlanjut dan semakin menguat meskipun pemerintah kian
bertindak keras.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/04/12/ljifi5-protes-pemerintah-mahasiswa-suriah-unjuk-rasa-depan-kampus]
Perempuan Suriah Memprotes Penangkapan 350 orang Warga
Desa Beida
Rabu,
13 April 2011, 20:45 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Para pembela hak asasi manusia
(HAM) mengatakan ratusan perempuan Suriah yang melihat penangkapan
massal para pria penduduk desa Beida, turun ke jalan raya utama di
kota pesisir Suriah, Rabu (13/4). Mereka menuntut pembebasan
para tahanan.
Lembaga HAM Suriah menyebutkan setidaknya 350 orang
ditangkap, dan para perempuan Beida, sekitar sepuluh kilometer di sebelah
selatan kota Banias, turun ke jalan meminta dibebaskan keluarga mereka yang
ditangkap aparat keamanan dan para pendukung rezim Bashar Al-Asad.
Para pengacara di Damaskus menyatakan aksi yang dilakukan
kaum perempuan Beida sebagai adegan luar biasa yang menentang pemerintahan
totaliter Bashar Al-Asad, dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Sementara itu, sumber resmi Suriah membantah tuduhan yang
dialamatkan ke pihak berwenang Suriah, yang disebutnya sebagai upaya untuk
mencegah kedatangan korban yang terluka ke rumah sakit agar mendapatkan
pertolongan. Aparat keamanan Suriah justru melemparkan tuduhan bahwa
penangkapan warga Beida dilakukan oleh kelompok "bersenjata".
Organisasi Human Rights Watch (HRW) menyatakan pasukan
keamanan Suriah mencegah tim medis di dua kota yang mencoba membawa korban yang
terluka dalam bentrokan selama demonstrasi menentang pemerintah pekan lalu,
untuk mendapatkan perawatan.
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/04/13/ljlfj2-perempuan-suriah-memprotes-penangkapan-350-orang-warga-desa-beida]
Banias Memanas, Aparat Keamanan Siap Siaga
Rabu,
13 April 2011, 19:41 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, BANIAS - Pasukan keamanan Suriah
memperketat pengepungan atas kota pesisir Banias dan menyerang desa-desa
dan rumah-rumah warga di sekitarnya, Rabu (13/4).
Pada saat yang sama, demonstran memperbarui panggilan turun
ke jalan menentang Presiden Bashar Al-Asad melalui situs-situs internet.
Sebuah kantor berita internasional melaporkan, sebuah desa
yang terletak tenggara Banias diserbu aparat keamanan dan orang-orang
bersenjata, yang mengakibatkan sedikitnya lima orang terluka.
Kantor berita ini mengutip kesaksian warga setempat, bahwa desa
mereka diserang dengan senapan mesin secara acak oleh aparat
keamanan dan “As-Shabihah”, sebuah istilah yang disematkan para
demonstran terhadap warga Suriah yang mendukung pemerintahan Al-Asad. “Peluru
yang mereka tembakkan ke arah kami bagaikan hujan,” kata
seorang warga.
Pasukan keamanan Suriah juga telah menangkap puluhan
orang dan menggelandang mereka ke sebuah tanah lapang di tengah desa lalu
memaksa mereka meneriakkan yel-yel yang mendukung Presiden Asad: “Nyawa dan
darah kami korbankan untukmu, wahai Bashar!”
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/04/13/ljlclb-banias-memanas-aparat-keamanan-siap-siaga]
As Tuduh Iran Sokong Suriah Tindak Para Pemrotes
Jumat,
15 April 2011, 14:13 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Amerika Serikat, Kamis
waktu setempat, menuduh Iran membantu Suriah dalam usahanya menindak
para pemrotes pro-emokrasi. "Kami yakin bahwa ada informasi yang dapat
dipercaya Iran membantu Suriah ... dalam menumpas para pemrotes,"
kata juru bicara Departemen Luar Negeri Mark Toner, yang menyebut perkembangan
itu sesuatu "yang sangat memprihatinkan."
"Jika Suriah meminta bantuan kepada Iran, ini
merupakan hal yang serius bagi reformasi-reformasi yang riil." Surat kabar
The Wall Street Journal memberitakan bahwa Teheran membantu Suriah dengan
peralatan untuk menumpas protes dan memantau kelompok oposisi, dengan mengirim
lebih banyak peralatan, mengutip pernyataan para pejabat AS.
"Kami yakin bahwa Iran membantu pemerintah Suriah
dalam usaha-usahanya menekan rakyat mereka sendiri," kata para pejabat itu
kepada surat kabar tersebut. Ia menambahkan bahwa Teheran berbagi pengalamannya
dalam melakukan tindakan keras pasca-pemilihan presiden tahun 2009 terhadap
berbagai unjuk rasa yang berusaha menggulingkan Preesiden Iran Mahmoud
Ahmadinejad.
Pihak penguasa juga memberikan bantuan teknis kepada Damaskus
untuk memantau komunikasi langsung dari kelompok-klompok oposisi untuk
menyelenggarakan protes-protes, kata para pejabat pertahanan AS kepada surat
kabar itu.
Tetapi Menteri Keuangan Iran Shamseddin Hosseini, yang
berbicara di sela-sela pertemuan-pertemuan IMF dan World Bank di Washington,
membantah semua tuduhan itu.
"Kami tidak terlibat dalam urusan negara-negara
ini," katanya. Ia membandingkan gelombang unjuk rasa baru-baru ini yang
terjadi di Afrika Utara dan Timur Tengah pada revolusi yang membawa kelompok
Islam berkuasa di Teheran 32 tahun lalu.
Kementerian Luar Negeri Suriah juga membantah tuduhan AS itu
sebagai "tanpa dasar". "Jika Depertemen Luar Negeri memiliki
bukti serahkan itu kepada kami," kata seorang pejabat kementerian itu
kepada AFP di Damaskus."
Pada Selasa, Gedung Putih mengecam tidakan keras yang
meningkat terhadap unjuk-unjuk rasadi Suriah sebagai "menyakitkan hati"
dan menyatakan cemas tentang laporan-laporan bahwa mereka yang cedera ditolak
bagi perawatan medis.
Gedung Putih juga mengimbau pemerintah Presiden Bashar al
Assad menghormati "hak asasi manusia universal rakyat Suriah."
[http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/04/15/ljomql-as-tuduh-iran-sokong-suriah-tindak-para-pemrotes]
Umat di Indonesia dan Fitnah di Seputar Suriah
Jumat,
28 Juni 2013, 07:01 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,Oleh
Nasihin Masha
Pertempuran
di Suriah
tak hanya membakar negeri itu, tapi juga memanaskan Timur Tengah.
Bahkan, di Indonesia. Di Suriah tak hanya membuat mereka saling
membunuh, tapi juga saling menggunakan dalil agama. Di dunia Arab, juga ada
seruan mengirim relawan perang serta perang fatwa dan opini. Di Indonesia, yang
ada hanyalah followers, ikut-ikutan. Kasus Suriah menjadi begitu sensitif dan
panas masuk ke ranah agama.
Sejatinya
rezim Assad adalah rezim sekuler dan otoriter dengan
segala represinya. Nama partainya pun Partai Sosialis. Mirip
dengan rezim Saddam. Namun, Arab Spring membuat dunia Arab bergolak.
Awalnya, adalah program demokratisasi George W Bush untuk Timur Tengah. Sejak
pidato pada 6 November 2003 itu, Amerika Serikat menebarkan dolar ke wilayah
itu.
Panennya
terjadi pada masa Obama ini. Tentu, gelombang demokratisasi tak akan terjadi
jika tanpa dukungan sosial. Arus internasional berpadu dengan arus bawah.
Awalnya Tunisia, lalu Yaman, Mesir, Libya, dan kini sedang menunggu akhir
pertarungan di Suriah. Apakah di negeri ini akan gagal seperti halnya di
Bahrain? Arab Spring memang tak berlaku di negeri-negeri kerajaan, termasuk
Bahrain, yang justru menjadi sekutu Amerika Serikat selama ini.
Gelombang
demokratisasi di Suriah seolah sedang buntu. Secara geopolitik, negeri
ini menjadi simpul kepentingan Rusia dan Iran. Bahkan, Cina
ikut mendukung rezim Assad karena Cina memiliki perjanjian
untuk saling mendukung dengan Rusia. NATO dan sekutunya terlibat
aktif untuk menggulingkan Assad walau tak mengirim pasukan secara langsung.
Dimensi
konflik di Suriah menjadi rumit. Apalagi di negeri ini, ada rivalitas antara
Syiah dan Suni. Ketika kemenangan tak kunjung diraih salah satu pihak,
paling gampang adalah memanfaatkan kekuatan nilai yang berlaku di masyarakat.
Agama adalah salah satunya. Kelompok Sunni-seperti Ikhwanul Muslimin, kaum
salaf/Wahabi, juga Alqaidah-yang selama ini tertekan di bawah rezim Assad
menjadi kekuatan utama perlawanan. Sedangkan, kelompok Syiah menjadi
pendukung rezim Assad. Negeri-negeri di sekitar Suriah, termasuk ulama dan
masyarakatnya, menjadi terlibat secara emosional.
Indonesia
tak punya kepentingan apa pun secara langsung terhadap situasi di Suriah. Yang
ada adalah rasa persaudaraan sesama Muslim. Tentu, kita berharap ada
demokrasi di Suriah. Jalan demokrasi membuat umat bisa lebih mudah
mengembangkan diri. Namun, penguasa selalu lebih cerdik. Umat
diadu domba. Perbedaan Suni-Syiah menjadi jalan untuk membelah umat.
Apalagi, kemudian terjadi perang fatwa dan opini. Dalil agama saling dilontarkan.
Fitnah pun bertebaran.
Terjadi
saling tuduh di antara umat pun terjadi di Indonesia. Kita harus benar-benar
berhati-hati. Salah memilih diksi saja bisa menjadi kobaran api. Kita harus
cermat memilih kata sebutan untuk kelompok yang melawan rezim
Assad. Kata “pemberontak” pasti akan dikecam. Paling netral adalah “kelompok
perlawanan bersenjata”. Bahkan, kata “oposisi” pun bisa dinilai tak
tepat. Pilihan kata “gerilyawan” dan “pejuang” sudah menjadi
usang dalam dimensi kekinian. Sejak Bush mengenalkan aksi multilateral tanpa
melibatkan PBB, tata nilai dunia mulai bergeser. Diksi pun menjadi kacau.
Para
penebar fitnah bukan hanya orang awam, melainkan aktivis keagamaan dan dai,
bahkan ustaz. Tentu saja, yang namanya fitnah pasti salah, pasti bohong, pasti
jahat, pasti buruk. Akan tetapi, ketika itu ditebarkan di mimbar keagamaan
seolah menjadi positif. Lainnya melalui SMS berantai, mailing list, dan media
sosial. Kita seolah kehilangan pegangan, lupa pada moral agama yang kita
kukuhi. Kita menjadi tercerabut dari akar kita sendiri. Kesalehan pribadi
seakan sesuatu yang terpisah dari kesalehan sosial. Solidaritas kelompok seolah
menjadi berbeda dengan solidaritas umat. Tentu, itu bukan akhlaqul karimah.
Pada titik ini, kita makin sadar bahwa pengetahuan, gelar, atau profesi tak
berbanding lurus dengan kualitas seseorang.
Pada
dimensi lain, umat Islam begitu mudah berpecah belah. Juga, begitu mudah
dipantik sentimen agamanya. Padahal, kasus Suriah adalah peristiwa politik.
Kasus Suriah tak kering dari beragam kepentingan yang begitu rumit. Kasus
Suriah makin menegaskan pada kita bahwa umat tak memiliki kepemimpinan dan
inisiatif.
Sebaiknya,
energi kita difokuskan untuk memperbaiki kualitas diri kita. Hanya dengan itu
kita bisa membangun dan memajukan diri. Indonesia adalah tempat terbaik untuk
itu. Jangan jadikan dunia Arab sebagai titik pusat. Betul Islam lahir di sana,
tapi bukan berarti apa yang dari sana pasti lebih baik. Islam Indonesia dengan
segala kekhasannya jauh lebih menarik untuk zaman ini.
Mari
kita merapikan diri di segala lini. Jauh lebih produktif berdaya kreasi
daripada bersiasat. Misi suci akan berisi jika dari hati yang bersih, bukan
dari hati yang sesat.
[http://www.republika.co.id/berita/kolom/resonansi/13/06/27/mp1z7l-umat-di-indonesia-dan-fitnah-di-seputar-suriah]
Kesimpulan
:
Sejatinya
rezim Assad adalah rezim sekuler dan otoriter dengan
segala represinya. Nama partainya pun Partai Sosialis. Mirip
dengan rezim Saddam.
Secara
geopolitik,
negeri ini menjadi simpul kepentingan Rusia dan Iran.
Bahkan, Cina ikut mendukung rezim Assad karena Cina memiliki
perjanjian untuk saling mendukung dengan Rusia.
Indonesia
tak punya kepentingan apa pun secara langsung terhadap situasi di Suriah. Yang
ada adalah rasa persaudaraan sesama Muslim.
Bashar mencabut beberapa larangan pada perusahaan-perusahaan
swasta tetapi mengabaikan tuntutan-tuntutan untuk mencabut
undang-undang darurat, membebaskan tahanan politik, membangun
norma hukum, mengizinkan kebebasan menyatakan pendapat dan mengungkapkan
nasib puluhan ribu orang pembangkang yang hilang pada tahun 1980-an.
Bashar mengatakan demonstrasi itu merupakan bagian dari
konspirasi asing untuk menyebarkan perselisihan sektarian. Ayahnya
menggunakan bahasa yang sama ketika ia menghancurkan tantangan sayap
kiri dan Islam garis keras terhadap pemeritahannya pada 1980-an, yang
menewaskan ribuan orang.
Bashar memperkuat hubungan Suriah dengan Iran
sementara ia berusaha memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat
dan melakukan upaya perdamaian dengan Israel
Gelombang protes dimulai di Tunisia pada Januari
lalu, yang akhirnya berhasil menggulingkan pemimpin yang telah berkuasa
sekian lama, Zine El Abidine Ben Ali.
Setelah itu, gelombang yang sama juga melanda Mesir hingga memaksa Presiden Hosni Mubarak mundur dari jabatannya.
Gelombang unjuk rasa juga melanda Libya sejak Januari lalu, mendesak Muamar Gaddafi untuk turun dari jabatannya sebagai pemimpin Libya. Daraa, kota yang terletak sekitar 100 kilometer di selatan ibu kota Suriah, Damaskus, sejak akhir pekan lalu menjadi tempat demonstrasi hebat dan jarang terjadi di negara tersebut.
Media melaporkan, unjuk rasa di Suriah itu diilhami oleh demonstrasi rakyat menuntut pembaruan dan demokrasi di Tunisia serta Mesir.
Setelah itu, gelombang yang sama juga melanda Mesir hingga memaksa Presiden Hosni Mubarak mundur dari jabatannya.
Gelombang unjuk rasa juga melanda Libya sejak Januari lalu, mendesak Muamar Gaddafi untuk turun dari jabatannya sebagai pemimpin Libya. Daraa, kota yang terletak sekitar 100 kilometer di selatan ibu kota Suriah, Damaskus, sejak akhir pekan lalu menjadi tempat demonstrasi hebat dan jarang terjadi di negara tersebut.
Media melaporkan, unjuk rasa di Suriah itu diilhami oleh demonstrasi rakyat menuntut pembaruan dan demokrasi di Tunisia serta Mesir.
Selasa,
15 Maret 2011
Demonstrasi
Damai sekitar 200 orang turun ke jalan untuk
meminta keleluasaan dan kebebasan politik di Ibu Kota Damaskus, Suriah.
Mereka (Warga Suriah) dilukai oleh polisi-polisi yang berpakaian preman
di Damaskus, pemrotes-pemrotes yang terluka dan ditahan di Suriah.
Polisi dan agen-agen keamanan dalam pakaian
sipil telah menjaring pengunjuk rasa, dan empat demonstran muda ditangkap
dan dibawa dengan cepat dengan mobil, kata sumber-sumber itu. Amnesty
International mengatakan agen-agen keamanan berpakaian biasa telah memukuli
beberapa demonstran dan menangkap sedikitnya 30 orang. Wanita,
anak-anak dan orang tua termasuk di antara mereka yang dipukul
Rabu,
16 Maret 2011
Lebih dari 20 demonstran telah ditangkap di ibu kota Damaskus pada
hari kedua.
Kamis, 17 Maret 2011
sedikitnya
satu orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka, termasuk dua orang dalam
keadaan kritis, ketika pasukan keamanan menggunakan rentetan peluru
tajam terhadap ribuan demonstran pada hari ketiga langsung demonstrasi di
kota tersebut.
Jum’at,
18 Maret 2011
Empat
orang yang tewas
dalam demonstrasi Jumat, menurut kelompok HAM, adalah Akram al-Jawabra, Hossam
Abdulwali Ayash, Ayham al-Harri dan seorang anggota keluarga Abu
Aoun.
Ahad, 20 Maret 2011
kota
Daraa di Suriah selatan, Ahad, dalam sebuah aksi demonstrasi yang panas.
Senin,
21 Maret 2011
Stasiun
televisi
yang bermarkas di Dubai, Orient TV, mengaku menerima ancaman dari
pembesar di Suriah karena pemberitaan soal aksi protes di negara
tersebut.
Pemilik
televisi Orient yang berdomisili di Suriah, Ghassan Abboud, mengatakan
telah menerima panggilan telepon dari seorang pejabat keamanan senior
Suriah yang mengancam para karyawannya agar meninggalkan pekerjaan
di saluran televisi yang bermarkas di Dubai tersebut, atau keluarga mereka
akan menghadapi tuntutan dan penculikan. Ancaman telepon ini
ditengarai akibat pemberitaan Orient yang meliput aksi protes massa di kota
Dara’a dan kota-kota Suriah lainnya.
Selasa,
22 Maret 2011
"Kadang-kadang
mereka (pemerintah) bergabung dengan kelompokonline dan pura-pura menjadi
aktivis anti-rezim hanya untuk mengumpulkan lebih banyak nama dan melacak
lebih banyak orang," kata sang pengamat, Selasa (22/3)
Rabu,
23 Maret 2011
Sekurangnya
enam orang tewas setelah pasukan keamanan menembaki para demonstran di luar sebuah
masjid di kota Deraa, Suriah, Rabu.
Ratusan
demontran
berkumpul di jalan di luar masjid Omari guna mencegah pasukan keamanan
menyerbu masjid tersebut. Masjid Omari selama ini menjadi pusat demonstrasi
antipemerintah. Setidaknya sepuluh orang tewas sejak pecahnya aksi protes
di sini.
Namun,
tak lama selepas tengah malam, aliran listrik dan telepon
di kawasan tersebut diputus. Saksi mata mengatakan polisi kemudian
menembakkan gas air mata dan peluru tajam kepada massa demontran
di luar masjid.
Reuters
melaporkan, Ali Ghassab al-Mahamid, seorang dokter yang menolong
para korban kekerasan, terbunuh dalam peristiwa ini. Seorang
saksi mata lainnya mengatakan ia ditembak mati oleh sniper.
Pasukan Suriah menewaskan sedikitnya enam orang, Rabu
(23/3) dalam serangan terhadap satu kompleks masjid di kota selatan
Deraa, lokasi protes-protes menentang pemerintah Baath yang dipimpin Presiden
Bashar al Assad, kata penduduk. Mereka yang tewas itu termasuk Ali
Ghassab al Mahamid, seorang dokter dari keluarga terkemuka Deraa yang
pergi ke masjid Omari di bagian kota tua Deraa, yang terjadi persis setelah
tengah malam.
Sebelum serangan itu listrik dimatikan di
daerah itu dan layanan telpon dihentikan. Teriakan 'Allahu
Akbar' terdengar di seluruh lokasi permukiman di Deraa ketika tembakan
itu dimulai.
Serangan itu menambah jumlah warga sipil yang tewas
menjadi 10 orang akibat serangan pasukan Suriah dalam enam hari.
Sedikitnya empat orang tewas setelah pasukan
keamanan menembak para demonstran yang berkumpul di depan Masjid di
Kota Deraa Suriah. Aktivis HAM mengatakan ratusan orang berkumpul di
jalanan di luar Masjid Omari untuk mencegah serangan tentara. Aliran
listrik dimatikan.
Masjid itu menjadi tempat berkumpul para demonstran anti-pemerintah yang dilakukan sejak Jumat (19/3) lalu. Jumlah korban tewas setidaknya mencapai 10 orang dalam peristiwa serangan pasukan tentara.
Masjid itu menjadi tempat berkumpul para demonstran anti-pemerintah yang dilakukan sejak Jumat (19/3) lalu. Jumlah korban tewas setidaknya mencapai 10 orang dalam peristiwa serangan pasukan tentara.
Otoritas Suriah juga membebaskan 15 anak-anak
yang ditahan karena menulis grafiti tentang pro-demokrasi.
Tiga orang tewas pada Rabu Sore (23/3),
termasuk bocah perempuan berusia 11 tahun, ketika terjadi bentrokan
antara demonstran dan aparat keamanan di Suriah. Jumlah korban tewas
akibat protes massa sejak Jumat pekan lalu menjadi 15 orang. Sementara
ratusan lainnya luka-luka, dan sebagian dalam kondisi kritis.
Aksi demonstrasi di kota Dara’a, Suriah, Rabu (23/3) berbuah
petaka. Sedikitnya 15 orang tewas, termasuk dokter, ketika pasukan
keamanan Suriah melancarkan serangan menjelang fajar di Masjid Umari.
Para saksi mengatakan, puluhan orang tewas dan terluka, dan ratusan lainnya ditangkap. “Pasukan keamanan Suriah menyerbu kota Dara’a dan mulai menembakkan senjata kecil dan senapan mesin ketika saya tiba di Masjid Umari.
Para saksi mengatakan, puluhan orang tewas dan terluka, dan ratusan lainnya ditangkap. “Pasukan keamanan Suriah menyerbu kota Dara’a dan mulai menembakkan senjata kecil dan senapan mesin ketika saya tiba di Masjid Umari.
Kamis,
24 Maret 2011
Pengadilan
Suriah
memutuskan membebaskan enam orang tahanan —termasuk wanita— dari
32 tahanan yang ditangkap karena melakukan protes pada Rabu (23/3).
pemerintah
Suriah karena terus melakukan penangkapan secara sewenang-wenang. “Mereka
melakukan unjuk rasa dengan damai, tapi pemerintah menangkap
dan menahan mereka,” kecam salah satu kelompok HAM. “Hingga kini
pemerintah juga terus menahan sejumlah warga dari berbagai kota di Suriah. Sebagian
besar tahanan berusia antara 17 tahun dan 25 tahun.”
Aksi
demonstrasi di kota Dara’a, Suriah, Kamis (24/3) berbuah petaka. Sedikitnya
15 orang tewas, termasuk dokter, ketika pasukan keamanan Suriah
melancarkan serangan menjelang fajar di Masjid Umari.
Para saksi mengatakan bahwa puluhan orang tewas dan terluka. Ratusan lainnya ditangkap.
Para saksi mengatakan bahwa puluhan orang tewas dan terluka. Ratusan lainnya ditangkap.
“Pasukan
keamanan Suriah menyerbu kota Dara’a dan mulai menembakkan senjata kecil
dan senapan mesin ketika aku tiba di Masjid Umari.
Tiga orang tewas, termasuk bocah perempuan
berusia 11 tahun, ketika terjadi bentrokan antara demonstran dan aparat
keamanan di Suriah pada Rabu (23/3) sore. Jumlah korban tewas akibat
protes massa sejak Jumat pekan lalu menjadi 15 orang. Sementara, ratusan
lainnya luka-luka dan sebagian dalam kondisi kritis.
"Investigasi yang transparan harus
dilakukan terhadap kasus pembunuhan itu dan para pelaku harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya," kata Ban seperti
dikutip juru bicaranya Martin Nesirky di Markas Besar PBB, New York, Rabu.
Laporan-laporan media mengungkapkan setidaknya sudah enam
orang tewas dan sejumlah warga lainnya luka-luka setelah pasukan
keamanan melancarkan tembakan ke arah para pengunjuk rasa di luar Masjid
Omari di Daraa, kota di Suriah bagian selatan.
Sekjen, ujar Nesirky, menegaskan imbauannya
agar pihak berwenang Suriah menahan diri untuk tidak melakukan
kekerasan dan meminta pihak berwenang untuk mematuhi komitmen
internasional menyangkut hak asasi manusia, termasuk hak warganya untuk
berserikat secara damai.
Pada hari Kamis pemerintah Suriah mengumumkan pembebasan
semua aktivis yaang ditahan sejak protes-protes di jalan yang dimulai sebulan
lalu, dan mengatakan pihaknya mungkin mencabut undang-undang
darurat yang diberlakukan sejak tahun 1963.
Jum’at,
25 Maret 2011
Sekitar
20.000 orang turun ke jalan sambil meneriakkan yel-yel yang menuntut kemerdekaan di
kota Dara'a, Suriah, Jumat (25/3). Warga Dara'a melakukan unjuk
rasa di sela-sela pemakaman para korban yang tewas akibat
serangan pasukan keamanan di Masjid Umari sehari sebelumnya.
Imam
Masjid Umari Syekh Ahmad Sayasanah mengatakan, sebanyak 45 orang meninggal
dunia dan 60 lainnya luka-luka. "Mengantarkan jenazah para
korban yang meninggal dunia ini bagaikan mimpi buruk, dan hingga kini proses
pemakaman masih belum usai," kata Sayasanah sebagaimana dikutip koran
Al-Sharq Al-Awsat.
Menurut
sejumlah saksi mata, sebanyak 18 orang korban yang meninggal adalah
orang-orang ternama, di antaranya insinyur dan kontraktor
terkemuka di Dara'a, Horan Ashraf Al-Masri.
korban
yang meninggal akibat serangan brutal aparat keamanan Suriah tak kurang dari
seratus orang. "Bahkan mungkin lebih dari seratus orang yang tewas,"
Sebuah komite dibentuk Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk
mempelajari kemungkinan penghapusan keadaan darurat di negara itu. Demikian
disampaikan penasihat presiden Kamis (24/3).
Komite tersebut juga harus mempelajari bagaimana cara meningkatkan standar hidup rakyat Suriah. Disamping itu, Assad juga berjanji akan merombak hukum untuk memberi kebebasan kepada media dan ruang bagi lebih banyak partai politik, tambah penasehat Assad.
Komite tersebut juga harus mempelajari bagaimana cara meningkatkan standar hidup rakyat Suriah. Disamping itu, Assad juga berjanji akan merombak hukum untuk memberi kebebasan kepada media dan ruang bagi lebih banyak partai politik, tambah penasehat Assad.
Puluhan
aktivis telah ditahan dalam demonstrasi di seluruh Suriah (25/3), Jumat.
Sabtu,
26 Maret 2011
Sebanyak 17 orang tewas Jumat ketika massa demonstran yang
bergerak menuju kota protes Daraa, Suriah, diserang tembakan, kata seorang
aktivis hak asasi manusia. "Tujuh-belas pemrotes tewas dalam penembakan
di desa Sanamen ketika mereka bergerak menuju Daraa,"
sebuah kota suku 100 kilometer sebelah selatan Damaskus, kata aktivis yang
tidak bersedia disebutkan namanya itu kepada AFP.
Laporan itu tidak bisa dikonfirmasi oleh sumber-sumber independen atau rumah sakit di daerah tersebut. Aktivis yang berkantor di Daraa itu mengatakan, pasukan keamanan Jumat juga menembaki pemrotes yang berkumpul di kota itu di dekat rumah gubernur, yang dipecat sebelumnya pekan ini.
Aktivis menuduh pasukan keamanan membunuh lebih dari 100 orang pada Rabu saja di kota itu, yang menjadi tempat tinggal sekitar 75.000 orang. Wartawan pada Jumat diminta meninggalkan Daraa, sebuah kota suku dekat perbatasan Suriah-Yordania, tak lama setelah pemakaman dua orang yang tewas dalam penembakan terhadap pemrotes pada pekan ini.
Sejumlah wartawan AFP melihat pasukan militer ditempatkan di jalan-jalan yang menuju Daraa.
Laporan itu tidak bisa dikonfirmasi oleh sumber-sumber independen atau rumah sakit di daerah tersebut. Aktivis yang berkantor di Daraa itu mengatakan, pasukan keamanan Jumat juga menembaki pemrotes yang berkumpul di kota itu di dekat rumah gubernur, yang dipecat sebelumnya pekan ini.
Aktivis menuduh pasukan keamanan membunuh lebih dari 100 orang pada Rabu saja di kota itu, yang menjadi tempat tinggal sekitar 75.000 orang. Wartawan pada Jumat diminta meninggalkan Daraa, sebuah kota suku dekat perbatasan Suriah-Yordania, tak lama setelah pemakaman dua orang yang tewas dalam penembakan terhadap pemrotes pada pekan ini.
Sejumlah wartawan AFP melihat pasukan militer ditempatkan di jalan-jalan yang menuju Daraa.
Pasukan keamanan Suriah berjuang memulihkan keadaan di
kota Latakia di bagian utara negeri itu, Ahad (27/3), setelah dua hari
kekacauan yang menewaskan 14 orang dan melukai lebih dari 150 orang.
Tentara telah digelar dalam jumlah besar di Latakia.
Tentara telah digelar dalam jumlah besar di Latakia.
Minggu, 27 Maret 2011
Pasukan
Suriah,
Ahad, memasuki kota Latakia di utara tempat para penembak gelap
membunuh empat orang yang meningkatkan ketegangan di negara itu kendatipun
pemeritah berjanji akan melakukan reformasi.
"Tentara
memasuki Latakia... untuk menghentikan perusakan dan pembunuhan,"
Pihak
berwenang menuduh para pengungsi Palestina dari satu kamp terdekat ingin meningkatkan
kerusuhan sektarian di Latakia.
berita
utama Ahad pertumpahan darah di Latakia, dan surat kabar pemerintah
Tishrin mengatakan 150 orang cedera di kota itu akibat kerusuhan Jumat
dan Sabtu.
Penasehat
presiden Buthaina Shaaban mneyalahkan warga Palestina dari kamp pengungsi Raml,
di pinggrian Latakia. "Sejumlah pengungsi Palestina dari kamp
Raml ingin memprovokasi bentrokan sektarian dengan melepaskan
tembakan ke pasukan keamanan dan ke para pemrotes,"
Syekh Yusuf Qaradhawi, menyatakan dukungannya terhadap
revolusi yang terjadi di Suriah. “Kereta revolusi kini tiba di stasiunnya,”
kata Qaradhawi, Sabtu (26/3).
Syekh Qaradhawi mengecam keras penyerbuan yang dilakukan aparat keamanan Suriah terhadap warga Dara’a yang akan menewaskan puluhan orang tak bersalah di Masjid Umari. “Serangan terhadap kesucian rumah Allah itu tak lepas dari keterlibatan Syiah Alawi,” kata ulama kharismatis ini. “Bashar memiliki hubungan dengan Syiah… dia adalah tawanan Syiah!”
Ketua Persatuan Ulama Internasional ini mengatakan, aparat keamanan tidak peduli dengan kesucian rumah Allah sehingga seenaknya melakukan pembunuhan di dalamnya. “Warga hanya melakukan revolusi damai, tanpa senjata, batu atau tongkat. Namun mereka dibantai secara keji dengan senapan mesin. Tidak hanya membunuh di masjid, aparat juga membunuh warga di rumah-rumah mereka,” ungkapnya.
Ulama yang dikenal tegas ini mengutuk langkah-langkah yang diambil pemerintah Suriah dalam menghadapi gelombang revolusi. Dia menyebut Presiden Suriah Bashar Al-Assad sebagai sosok sektarian yang dikendalikan oleh kekuatan Syiah. “Dia muda dan terpelajar, dan memiliki waktu panjang untuk belajar dan berbuat banyak. Namun dia menjadi tawanan dan bujang golongan Alawi,” ujarnya.
Syekh Qaradhawi mengecam keras penyerbuan yang dilakukan aparat keamanan Suriah terhadap warga Dara’a yang akan menewaskan puluhan orang tak bersalah di Masjid Umari. “Serangan terhadap kesucian rumah Allah itu tak lepas dari keterlibatan Syiah Alawi,” kata ulama kharismatis ini. “Bashar memiliki hubungan dengan Syiah… dia adalah tawanan Syiah!”
Ketua Persatuan Ulama Internasional ini mengatakan, aparat keamanan tidak peduli dengan kesucian rumah Allah sehingga seenaknya melakukan pembunuhan di dalamnya. “Warga hanya melakukan revolusi damai, tanpa senjata, batu atau tongkat. Namun mereka dibantai secara keji dengan senapan mesin. Tidak hanya membunuh di masjid, aparat juga membunuh warga di rumah-rumah mereka,” ungkapnya.
Ulama yang dikenal tegas ini mengutuk langkah-langkah yang diambil pemerintah Suriah dalam menghadapi gelombang revolusi. Dia menyebut Presiden Suriah Bashar Al-Assad sebagai sosok sektarian yang dikendalikan oleh kekuatan Syiah. “Dia muda dan terpelajar, dan memiliki waktu panjang untuk belajar dan berbuat banyak. Namun dia menjadi tawanan dan bujang golongan Alawi,” ujarnya.
Senin, 28 Maret 2011
Turki menyarankan Suriah "menanggapi positif"
permintaan rakyat mengenai reformasi, kata Perdana Menteri Recep
Tayyip Erdogan pada Senin. "Kami menyarankan Tuan Assad menanggapi
positif permintaan rakyat dengan pendekatan reformis.
China
sangat prihatin dengan dampak perkembangan-perkembangan di kawasan itu saat ini
terhadap proses perdamaian Timur Tengah.
Sebanyak 13 orang secara resmi telah dikonfirmasi tewas
akibat luka tembak yang melibatkan penembak jitu sejak Jumat (25/3). Dua
korban dikuburkan pada Ahad.
Namun para pegiat mengatakan lebih dari 126 orang telah
tewas, dan penambahan 100 korban tewas pada Rabu (23/3)
Beberapa
aktivis mengatakan bahwa lebih dari 120 orang telah tewas dalam
kekacauan itu.
Selasa,
29 Maret 2011
Perdana Menteri Suriah Mohammad Naji Otri pada Selasa
mengajukan undur diri kepada Presiden Suriah Bashar Al Assad. Ia sebelumnya
ditunjuk sebagai pejabat sementara perdana menteri, kata media setempat.
"Presiden Assad hari ini menerima undur diri pemerintahan Muhammad Naji Otri dan menunjuknya sebagai pengurus jabatan itu sambil menunggu kabinet baru," kata laporan kantor berita resmi SANA.
"Presiden Assad hari ini menerima undur diri pemerintahan Muhammad Naji Otri dan menunjuknya sebagai pengurus jabatan itu sambil menunggu kabinet baru," kata laporan kantor berita resmi SANA.
Puluhan ribu warga Suriah berkumpul di ibu kota Damaskus dan kota
lain untuk melakukan gerakan besar mendukung Presiden Suriah, Bashar
Al Assad.
Dalam gerakan disiarkan langsung oleh televisi tersebut, pengunjuk rasa mengibarkan bendera Suriah dan berteriak mendukung Assad.
Unjuk rasa dukungan lain juga dilakukan di kota utara, Aleppo, tempat Assad menghadapi tantangan terbesar atas 11 tahun kepemimpinannya setelah unjuk rasa terkenal meminta kebebasan.
Sejumlah unjuk rasa menentang pemerintah di kota selatan, Daraa, pada dua pekan lalu menyebar ke beberapa kota di Suriah, termasuk Aleppo, Damaskus dan pelabuhan utama negara itu, Latakia.
Dalam gerakan disiarkan langsung oleh televisi tersebut, pengunjuk rasa mengibarkan bendera Suriah dan berteriak mendukung Assad.
Unjuk rasa dukungan lain juga dilakukan di kota utara, Aleppo, tempat Assad menghadapi tantangan terbesar atas 11 tahun kepemimpinannya setelah unjuk rasa terkenal meminta kebebasan.
Sejumlah unjuk rasa menentang pemerintah di kota selatan, Daraa, pada dua pekan lalu menyebar ke beberapa kota di Suriah, termasuk Aleppo, Damaskus dan pelabuhan utama negara itu, Latakia.
Wakil Presiden Suriah, Farouq Al-Shara, mengumumkan
bahwa Presiden Bashar Al-Assad dalam dua hari ini akan berbicara
kepada rakyatnya. "Presiden Assad akan menyampaikan pidato
penting dalam dua hari berikutnya, untuk meyakinkan dan menenangkan
seluruh rakyat,”
Rabu,
30 Maret 2011
Presiden Suriah Bashar Al-Asad direncanakan akan memberikan
pidato resmi kepada rakyatnya hari ini. Demikian dilaporkan kantor berita
pemerintah Suriah, SANA, Rabu (30/3).
Pidato ini merupakan pernyataan resmi Asad untuk pertama kalinya sejak terjadi pembantaian di Dara’a, selatan Suriah, yang menyulut aksi protes di berbagai belahan negeri.
Pidato ini merupakan pernyataan resmi Asad untuk pertama kalinya sejak terjadi pembantaian di Dara’a, selatan Suriah, yang menyulut aksi protes di berbagai belahan negeri.
Kamis,
31 Maret 2011
Asad baru saja berbicara di depan anggota dewan tentang
kemelut yang terjadi di negerinya. Dalam pidatonya, Asad mengulang kembali
pernyataan-pernyataannya yang lalu, bahwa negaranya diserang oleh
sejumlah pihak yang melakukan kolusi dan konspirasi. “Fitnah yang
terjadi di Suriah sejak beberapa pekan lalu dihasut melalui saluran
televisi satelit,” ujarnya.
Asad mengatakan, memang Suriah tidak terlepas dari apa yang terjadi di dunia Arab, dan ia mengaku sedih dan berduka dengan jatuhnya banyak korban akibat kejadian baru-baru ini. Walau demikian, ia mengaku tidak takut menghadapi revolusi besar yang terjadi sejak beberapa bulan ini.
Asad mengatakan, memang Suriah tidak terlepas dari apa yang terjadi di dunia Arab, dan ia mengaku sedih dan berduka dengan jatuhnya banyak korban akibat kejadian baru-baru ini. Walau demikian, ia mengaku tidak takut menghadapi revolusi besar yang terjadi sejak beberapa bulan ini.
Presiden Suriah Bashar Al-Asad menyampaikan pidatonya yang
ditunggu-tunggu, Rabu (30/3). Dalam pidato yang disampaikan di
hadapan Majelis Rakyat, ia tidak mengumumkan jadwal sementara reformasi
dan tidak berniat mencabut keadaan darurat.
Dalam pidato pendeknya, Asad menyebut adanya konspirasi besar dari negara-negara jauh dan dekat, yang berkomplot dengan kekuatan dalam negeri untuk melakukan provokasi menciptakan krisis. Ia juga menolak mundur dari jabatannya, namun akan berupaya melakukan reformasi.
Tak lama setelah berakhirnya pidato, ratusan warga Latakia turun ke jalan meneriakkan slogan-slogan “merdeka, merdeka” dan “damai, damai”. Aparat keamanan dan polisi merespons dengan menembakkan senjata ke arah mereka. Belum ada informasi tentang jumlah korban, namun saksi mata menuturkan, sekitar 300 orang turun ke jalan untuk memprotes pidato Asad dan disambut tembakan aparat keamanan.
Asad menegaskan, tidak ada reformasi baru.
Dalam pidato pendeknya, Asad menyebut adanya konspirasi besar dari negara-negara jauh dan dekat, yang berkomplot dengan kekuatan dalam negeri untuk melakukan provokasi menciptakan krisis. Ia juga menolak mundur dari jabatannya, namun akan berupaya melakukan reformasi.
Tak lama setelah berakhirnya pidato, ratusan warga Latakia turun ke jalan meneriakkan slogan-slogan “merdeka, merdeka” dan “damai, damai”. Aparat keamanan dan polisi merespons dengan menembakkan senjata ke arah mereka. Belum ada informasi tentang jumlah korban, namun saksi mata menuturkan, sekitar 300 orang turun ke jalan untuk memprotes pidato Asad dan disambut tembakan aparat keamanan.
Asad menegaskan, tidak ada reformasi baru.
Minggu,
3 April 2011
Jaringan
komunikasi putus di Suriah, Ahad sehari setelah pihak berwenang menahan puluhan
aktivis pro demokrasi dalam satu tindakan keras terhadap protes-protes anti
pemerintah. "Ada satu operasi penahanan dan jaringan telepon
putus jadi orsng menduga ada campur tangan tetapi pemerintah mengatakan itu
akibat masalah teknis," kata seorang penduduk Douma, utara Damaskus.
Di
ibu kota itu, komunikasi internet dan telepon seluler praktis tidak
mungkin.
Selasa,
5 April 2011
Kelompok oposisi Suriah mengatakan Presiden Bashar al-Assad
telah memberi lampu hijau untuk berdialog dengan oposisi. Dialog
itu sebagai upaya memadamkan protes dan situasi yang bergejolak di dalam
negeri.
Sumber tersebut mengatakan, pihak berwenang Suriah dan pejabat keamanan senior mengisyaratkan kepada mediator untuk menentukan tanggal pertemuan dengan tokoh oposisi. Dalam pertemuan pemerintah berharap mengetahui tuntutan mereka.
Tanda-tanda ketenangan mulai nampak ketika Assad bertemu dengan para pekerja sosial di wilayah Hasaka, di mana minoritas Kurdi terkonsentrasi. Sinyal ini kian menguat ketika mereka bertemu kedua kalinya di istana Assad di Damaskus, Selasa (5/4). Dalam pertemuan di istananya, Assad juga mengucapkan selamat liburan Nowruz kepada tokoh-tokoh Kurdi.
Sumber tersebut mengatakan, pihak berwenang Suriah dan pejabat keamanan senior mengisyaratkan kepada mediator untuk menentukan tanggal pertemuan dengan tokoh oposisi. Dalam pertemuan pemerintah berharap mengetahui tuntutan mereka.
Tanda-tanda ketenangan mulai nampak ketika Assad bertemu dengan para pekerja sosial di wilayah Hasaka, di mana minoritas Kurdi terkonsentrasi. Sinyal ini kian menguat ketika mereka bertemu kedua kalinya di istana Assad di Damaskus, Selasa (5/4). Dalam pertemuan di istananya, Assad juga mengucapkan selamat liburan Nowruz kepada tokoh-tokoh Kurdi.
Sabtu,
9 April 2011
Puluhan ribu aparat keamanan dan tentara
Suriah mulai memperketat keamanan terhadap para penduduk yang
akan melakukan unjuk rasa, Sabtu (9/4).
Dalam beberapa jam terakhir warga menyaksikan serangan dan penembakan secara acak ke rumah-rumah warga. Sebuah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak awal protes 15 Maret lalu.
Organisasi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) di Suriah mengatakan, pasukan keamanan Suriah menewaskan sedikitnya 37 orang selama protes sejak Jumat. “Sedikitnya 30 orang tewas di kota Dara’a selatan, dan 3 tewas di Homs dan Harasta, pinggiran kota Damaskus,”
Dalam beberapa jam terakhir warga menyaksikan serangan dan penembakan secara acak ke rumah-rumah warga. Sebuah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak awal protes 15 Maret lalu.
Organisasi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) di Suriah mengatakan, pasukan keamanan Suriah menewaskan sedikitnya 37 orang selama protes sejak Jumat. “Sedikitnya 30 orang tewas di kota Dara’a selatan, dan 3 tewas di Homs dan Harasta, pinggiran kota Damaskus,”
Senin, 11 April 2011
Ratusan mahasiswa berkumpul di luar kampus Universitas Damaskus
di ibukota Suriah, Senin (11/4), untuk
mengungkapkan solidaritas terhadap pengunjuk rasa pro-demokrasi yang
tewas selama akhir pekan.
Menurut sejumlah saksi mata, demonstrasi jarang terjadi pada hari Senin di Universitas Damaskus. Unjuk rasa tersebut berubah menjadi kekerasan ketika pasukan keamanan memukuli dan menangkap beberapa demonstran yang meneriakkan kata-kata kebebasan dan persatuan.
Kepala Organisasi Nasional Hak Asasi Manusia Suriah, Ammar Qurabi, mengatakan kepada seorang mahasiswa tewas setelah ditembak dalam demonstrasi. Rekaman video yang diposting online menunjukkan pasukan keamanan berpakaian preman memukuli para pemrotes dan membubarkan paksa pemrotes yang berbaris di dalam kampus.
Menurut sejumlah saksi mata, demonstrasi jarang terjadi pada hari Senin di Universitas Damaskus. Unjuk rasa tersebut berubah menjadi kekerasan ketika pasukan keamanan memukuli dan menangkap beberapa demonstran yang meneriakkan kata-kata kebebasan dan persatuan.
Kepala Organisasi Nasional Hak Asasi Manusia Suriah, Ammar Qurabi, mengatakan kepada seorang mahasiswa tewas setelah ditembak dalam demonstrasi. Rekaman video yang diposting online menunjukkan pasukan keamanan berpakaian preman memukuli para pemrotes dan membubarkan paksa pemrotes yang berbaris di dalam kampus.
Selasa,
12 April 2011
Sekelompok wartawan Maroko, jurnalis asing dan mahasiswa
jurnalistik, sore waktu setempat (Selasa, 12/4), akan menggelar
protes di depan Kedutaan Besar Suriah di Rabat, ibukota Maroko.
Mereka memprotes penahanan lanjutan pihak berwenang Suriah terhadap wartawan kebangsaan Norwegia Zeid Masto yang ditangkap karena meliput peristiwa yang tengah terjadi di Suriah.
Mereka memprotes penahanan lanjutan pihak berwenang Suriah terhadap wartawan kebangsaan Norwegia Zeid Masto yang ditangkap karena meliput peristiwa yang tengah terjadi di Suriah.
"Pemberontakan di Suriah telah meningkat, sementara 200
orang tewas, ratusan luka-luka dan sejumlah sama ditangkap,"
kata kelompok Deklarasi Damaskus dalam sepucuk surat yang dikirim Senin ke
sekretariat jendral Liga Arab.
"Rezim itu telah mengerahkan pasukannya untuk mengepung kota-kota dan menteror warga sipil.
"Rezim itu telah mengerahkan pasukannya untuk mengepung kota-kota dan menteror warga sipil.
Rabu,
13 April 2011
ratusan perempuan Suriah yang melihat penangkapan massal
para pria penduduk desa Beida, turun ke jalan raya utama di kota pesisir
Suriah, Rabu (13/4). Mereka menuntut pembebasan para tahanan.
Lembaga HAM Suriah menyebutkan setidaknya 350 orang ditangkap.
Lembaga HAM Suriah menyebutkan setidaknya 350 orang ditangkap.
pasukan keamanan Suriah mencegah tim medis di dua kota yang
mencoba membawa korban yang terluka dalam bentrokan selama demonstrasi
menentang pemerintah pekan lalu, untuk mendapatkan perawatan.
Pasukan keamanan Suriah memperketat pengepungan atas kota
pesisir Banias dan menyerang desa-desa dan rumah-rumah warga
di sekitarnya, Rabu (13/4).
sebuah desa yang terletak tenggara Banias diserbu
aparat keamanan dan orang-orang bersenjata, yang mengakibatkan
sedikitnya lima orang terluka.
desa mereka diserang dengan senapan mesin secara
acak oleh aparat keamanan dan “As-Shabihah”, “Peluru yang mereka
tembakkan ke arah kami bagaikan hujan,”
Pasukan keamanan Suriah juga telah menangkap puluhan
orang.
Jum’at,
15 April 2011
Iran membantu Suriah dalam usahanya menindak para
pemrotes pro-emokrasi.
Suriah meminta bantuan kepada Iran.
Iran membantu pemerintah Suriah.
Ketika Iran dengan terang-terangan membantu Bashar Assad
Suriah, maka sudah bisa dipastikan media Islami Koran Republika selanjutnya akan
memberitakan tragedi Suriah dengan mencondongkan diri ke Negara Syiah Rafidhah
Iran.
0 comments:
Post a Comment