Menit 03:25 – 03:45
Pembawa Acara
Di kota Yazd, sama seperti banyak kota Iran (Syiah Rafidhah
al-Majusi) lainnya, yaitu masyarakatnya berasal dari berbagai budaya dan agama.
Aku akan mengunjungi sebuah bangunan yang termasuk dalam agama lainnya (non
Syiah Rafidhah al-Majusi).
Sebelum Islam, masyarakat di wilayah ini
telah mengamalkan salah satu agama tertua di dunia. Agama
mereka adalah Majusi, agama (Majusi) didirikan pada abad ke-6
SM.
Pembawa Acara
Aku akan pergi masuk ke dalam (Kuil
Api Majusi) [yang terdapat] salah satu tempat lubang Api
Majusi, untuk melihat peran apa yang dimiliki oleh api
tersebut di dalam agama mereka.
Di Iran (Syiah Rafidhah al-Majusi) masih terdapat
25.000 orang yang menganut agama (Majusi) ini dan
juga memiliki perwakilan di Parlemen untuk mendukung hak-hak
mereka.
Mereka mengatakan kepadaku bahwa mereka (Majusi) tidak
menyembah api, namun mereka percaya unsur-unsur yang murni dapat memurnikan
wilayah yang berada di sekitarnya.
Menit 04:10 – 04:20
Pembawa Acara
Kita harus memakai topi ini dikarenakan ada dua hal yang
tidak diizinkan di dalam yaitu perhiasan orang yang telah mati atau tubuh orang
yang telah mati. Karena rambutkulah (termasuk perhiasan manusia) yang
menyebabkan aku memakai topi ini.
Menit 04:20 – 04:40
Pendeta Kuil Api Majusi
Tempat lubang api telah ada semenjak api ditemukan, tempat
lubang api tidak ada hubungannya sama sekali dengan Majusi atau agama mereka.
Karena meterial untuk menyalakan api belum ada (ketika agama Majusi didirikan),
sedangkan tempat lubang api dibuat untuk melindungi dan menjaga agar api tetap
menyala.
Menit 04:40 – 04:45
Pembawa Acara
Majusi di Iran (Syiah Rafidhah al-Majusi) terkenal
dengan pakaian mereka yang penuh dengan warna, aku bertanya mengenai warna
tersebut serta alasan di baliknya.
Menit 04:45 05:00
Penganut Agama Majusi
(Alasan pakaian yang pernuh warna), karena orang-orang lebih
menghormati alam dan warna alam, serta keindahan yang diletakkan di dalam
bunga-bunga dan rerumputan.
Menit 05:00 - 05:05
Pembawa Acara
umur Kuil Api ini adalah sekitar 100 tahun, namun apinya
tetap menyala selama tahun tersebut. Pada saat perang, api ini disembunyikan di
sebuah goa.
Menit 05:05 – 05:35
Pendeta Kuil Api Majusi
Kami telah merawat dan menjaga api ini, kami telah
melindungi api ini sejak tahun 1539. Tapi jika berdasarkan hal tersebut (merawat
dan menjaga api) dianggap sebagai menyembah api, maka sama sekali tidak. Doa
dan penyembahan hanya ditujukan kepada Tuhan satu-satunya.
Menit 05:35
Pembawa Acara
Selama api tersebut masih menyala, aku mengharapkan
perbedaan di antara masyarakat tidak ikut terbakar sehingga semuanya bisa hidup
dalam damai.
[https://www.youtube.com/watch?v=fqLE1oJ2C2Q]
0 comments:
Post a Comment