9- لا يبطل الصوم بالجماع إذا كان نائما أو كان مكرها بحيث خرج عن
اختياره كما لا يضر إذا كان سهوا
10-
لو قصد التفخيذ مثلا فدخل في أحد الفرجين لم يبطل ولو قصد الادخال في أحدهما فلم
يتحقق كان مبطلا من حيث إنه نوى المفطر
11- إذا دخل الرجل بالخنثى قبلا لم يبطل صومه ولا صومها
العروة
الوثقى - السيد محمد صادق الروحاني - ج ٢ - الصفحة ١١
9- Tidak membatalkan puasa jika jima’ dalam keadaan tidur
atau dalam keadaan terpaksa yang di mana di luar kendalinya. sebagaimana juga tidak
merugikan (batal puasa) jika dalam keadaan tidak sengaja.
10- Seandainya
bermaksud (bersenang-senang) di paha, kemudian misalnya masuk ke salah satu dari
2 (dua) farji maka tidak membatalkan (puasa). Namun seandainya bermaksud
memasukkannya (jima’) ke dalam salah satu dari 2 (dua) farji namun tidak
terealisasi maka membatalkan (puasa), karena dalam hal ini sesungguhnya ia
telah meniatkan untuk berbuka (membatalkan puasa).
11- Jika seorang laki-laki memasukkan (jima’) ke dalam
kemaluannya banci (khuntsa) maka tidak membatalkan puasa laki-laki tersebut dan
begitu juga dengan banci (khuntsa) tersebut.
[‘Urwah al-Wutsqa 2/11, Muhammad Shadiq ar-Ruhaniy
Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/759_العروة-الوثقى-السيد-محمد-صادق-الروحاني-ج-٢/الصفحة_11]
0 comments:
Post a Comment