كم
تحل من المتعة؟ قال: فقال: هن بمنزلة الإماء
الكافي
- الشيخ الكليني - ج ٥ - الصفحة ٤٥١
“Berapa banyakkah
(Wanita Syiah) yang dibolehkan untuk dimut’ah?” Beliau (Abu ‘Abdillah)
menjawab, “Mereka (Wanita Syiah Mut’ah) kedudukannya seperti Budak Wanita.”
[Al-Kaafiy
5/451, al-Kulainiy Pendeta Syiah Rafidhah]
سألت
أبا عبد الله (عليه السلام) عن المتعة فقال: الق عبد الملك بن جريج فسله عنها فإن
عنده منها علما فلقيته فأملى علي منها شيئا كثيرا في استحلالها فكان فيما روى لي
ابن جريج قال: ليس فيها وقت ولا عدد إنما هي بمنزلة الإماء يتزوج منهن كم شاء
الكافي
- الشيخ الكليني - ج ٥ - الصفحة ٤٥١
Aku bertanya kepada
Abu ‘Abdillah (‘alaihi Salam) mengenai Mut’ah, ia berkata, “Temuilah ‘Abdul Malik bin Juraij, kemudian tanyalah kepadanya mengenainya (Mut’ah). Karena ia
memiliki ilmu tentangnya (Mut’ah).”
Maka aku pun
menemuinya, kemudian ia menjelaskan segala sesuatunya tentang kehalalannya (Mut’ah).
Dan apa yang diriwayatkan kepadaku dari Ibnu Juraij adalah, “Ia (Mut’ah) tidak
memiliki waktu (kapan saja bisa) dan jumlah (sebanyak apa pun bisa), sesungguhnya
ia (Mut’ah) kedudukannya seperti Budak Wanita yang ia (Laki-Laki Pemut’ah)
mengawini mereka (Wanita Syiah Mut’ah) berapa pun yang ia (Laki-Laki Pemut’ah)
inginkan.
[Al-Kaafiy
5/451, al-Kulainiy Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1126_الكافي-الشيخ-الكليني-ج-٥/الصفحة_451]
جعلت
فداك الرجل يتزوج المتعة وينقضي شرطها ثم يتزوجها رجل آخر حتى بانت منه ثم يتزوجها
الأول حتى بانت منه ثلاثا وتزوجت ثلاثة أزواج يحل للأول أن يتزوجها؟ قال: نعم كم
شاء ليس هذه مثل الحرة هذه مستأجرة وهي بمنزلة الإماء
الكافي
- الشيخ الكليني - ج ٥ - الصفحة ٤٦٠
“Aku menjadi
tebusanmu, ada seseorang laki-laki yang melakukan kawin Mut’ah dan kontraknya (Wanita
Syiah Mut’ah) telah berakhir, kemudian laki-laki lainnya mengawininya (Wanita
Syiah Mut’ah) hingga berpisah (kontrak berakhir) dengannya, kemudian orang yang
pertama mengawininya (Wanita Syiah Mut’ah) kembali hingga berpisah (kontrak
berakhir) dengannya, yaitu 3 kali (Mut’ah), sehingga ia (Wanita Syiah Mut’ah)
mengawini 3 orang suami. Apakah diperbolehkan bagi orang yang pertama untuk
mengawininya (Wanita Syiah Mut’ah)?”
Ia menjawab,
“Boleh, sebanyak yang ia (Laki-Laki Syiah Pemut’ah) inginkan, karena ia (Wanita
Syiah Mut’ah) bukanlah seorang Wanita Merdeka, namun ia (Wanita Syiah Mut’ah)
adalah seorang Wanita Sewaan (Bayaran), dan ia (Wanita Syiah Mut’ah)
kedudukannya seperti Budak Wanita.”
[Al-Kaafiy 5/460,
al-Kulainiy Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1126_الكافي-الشيخ-الكليني-ج-٥/الصفحة_460#top]
وسألته
عن رجل تكون عنده امرأة أيحل له أن يتزوج أختها متعة؟
قال: لا، قلت: فان زرارة حكى عن أبي جعفر عليه السلام إنما هن مثل الإماء يتزوج منهن ما شاء،
قال: لا، قلت: فان زرارة حكى عن أبي جعفر عليه السلام إنما هن مثل الإماء يتزوج منهن ما شاء،
بحار
الأنوار - العلامة المجلسي - ج ١٠١ - الصفحة ١٦
Dan aku bertanya
mengenai seorang laki-laki yang memiliki seorang isteri, apakah diperbolehkan
baginya untuk mengawini saudarinya secara Mut’ah?
Ia (Abu Ja’far)
menjawab, “Tidak boleh.” Aku berkata, “Sedangkan yang diriwayatkan oleh Zurarah
dari Abu Ja’far ‘alaihi Salam, “Sesungguhnya mereka (Wanita Syiah Mut’ah)
seperti Budak Wanita yang ia (Laki-Laki Pemut’ah) mengawini mereka (Wanita
Syiah Pemut’ah) (berapa pun jumlahnya sesuai) yang ia inginkan.
[Bihar al-Anwar
101/16, al-Majlisi Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1532_بحار-الأنوار-العلامة-المجلسي-ج-١٠١/الصفحة_18]
وسئل
أبو عبد الله (عليه السلام)، عن المتعة فقال: " هي كبعض امائك،
مستدرك
الوسائل - الميرزا النوري - ج ١٤ - الصفحة ٤٦٦
Dan ia bertanya
kepada Abu ‘Abdillah (‘alaihi Salam) mengenai Mut’ah, lantas ia menjawab, “Ia
(Wanita Syiah Mut’ah) merupakan Budak Wanitamu.”
[Mustadrak
al-Wasail 14/466, al-Mirza an-Nuuriy Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1250_مستدرك-الوسائل-الميرزا-النوري-ج-١٤/الصفحة_450]
0 comments:
Post a Comment