Pendeta
Syiah Rafidhah al-Majusi Persia Iran
Menit
04:45 – 05:00
“Berapa
lama periode kawin Mut’ah yang terpendek?” Tanya seseorang.
Dijawab
oleh Pendeta Syiah Rafidhah, “Minimum bisa satu jam atau kurang, satu jam,
mungkin juga setengah jam. Selama periode ini (satu jam atau kurang) mereka
dapat memiliki hubungan sah (hubungan intim suami istri kawin Mut’ah), hal
tersebut tidaklah bermasalah.”
[http://www.youtube.com/watch?v=dPc8wqJKoNk]
هل
يجوز أن يتمتع الرجل بالمرأة ساعة أو ساعتين؟ فقال: الساعة والساعتان لا يوقف على
حدهما ولكن العرد والعردين واليوم واليومين والليلة وأشباه ذلك
الكافي
- الشيخ الكليني - ج ٥ - الصفحة ٤٥٩
“Apakah diperbolehkan bagi seorang laki-laki (Syiah) untuk
melakukan Mut’ah dengan seorang wanita (Syiah) hanya selama Satu atau Dua Jam?”
Beliau menjawab, “Satu atau Dua Jam itu sulit diketahui kapan berakhirnya, akan
tetapi (Mut’ahlah) hanya dengan Satu kali atau Dua kali (berhubungan intim)
badan atau (Mut’ah) hanya Satu atau Dua hari atau juga hanya semalam saja atau
yang semisalnya (jelas waktunya).”
[Al-Kaafiy 5/459, al-Kulainiy Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1126_الكافي-الشيخ-الكليني-ج-٥/الصفحة_459]
سألت
أبا عبد الله (عليه السلام) عن الرجل يتزوج المرأة على عرد واحد، فقال:
لا بأس ولكن إذا فرغ فليحول وجهه ولا ينظر
الكافي
- الشيخ الكليني - ج ٥ - الصفحة ٤٦٠
Aku bertanya kepada Aba ‘Abdillah ‘alaihi Salam mengenai
seorang laki-laki (Syiah) mengawini seorang wanita (Syiah) hanya untuk Satu
kali (berhubungan intim) badan. Lantas beliau menjawab, “Tidaklah mengapa,
namun jika ia (laki-laki Syiah) telah selesai (berhubungan intim Mut’ah) maka
palingkanlah wajahnya tanpa melihat (wanita Syiah tersebut).”
[Al-Kaafiy 5/460, al-Kulainiy Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1126_الكافي-الشيخ-الكليني-ج-٥/الصفحة_460#top]
0 comments:
Post a Comment